Latest News

Showing posts with label Pengalaman. Show all posts
Showing posts with label Pengalaman. Show all posts

Friday, December 24, 2021

Renungan Kisah Menjelang Akhir Tahun Tentang Ciptaan Alam Semesta,Mitakuye Oyasin, Untuk Sahabat Semua Di WAG.

Gbr ilustrasi Foto kompas com
 *Renungan Kisah Menjelang Akhir Tahun* Tentang Ciptaan Alam Semesta,*Mitakuye Oyasin*, Untuk Sahabat Semua Di *WAG*.
_*WE ARE ALL RELATED OR ALL ARE FAMILIES*_

*Kata dari bahasa Indian Lakota* yang dikenal suku lain dan banyak orang artinya adalah we are all related atau all are families. Artinya semua yang ada di alam semesta itu adalah saudara atau keluarga kita. Bukan hanya manusia tapi juga burung, serangga, pohon, tanaman, hewan, bahkan gunung, lembah, tanah, sungai dan semua yang ada di alam semesta.

*St. Fransiskus Assisi karena cintanya yang sangat besar kpd Allah Sang Pencipta alam semesta* juga memanggil semua yang ada di alam semesta sbg brother and sister. Ada brother sun, sister moon, saudara burung, saudari bunga, dan semuanya.

*Akhirnya saya sempat juga ngobrol dengan salah seorang Native Indian American* dan belajar banyak dan orang Indonesia yang lama bekerja di berbagai Indian Reservation tentang nilai nilai kehidupan orang Indian.

*Orang Indian percaya bahwa merekalah penduduk asli Amerika* sejak dahulu kala. Mereka hidup menyesuaikan diri dengan alam semesta sekitar mereka. Mereka mewariskan nilai nilai kehidupan dari generasi ke generasi dengan bercerita lisan. Jadi sulit bagi mereka utk tinggal jauh dari keluarga.

Ada kisah sedih bagaimana pemerintah dan berbagai lembaga bahkan lembaga agama memisahkan anak anak dari orang tua mereka dengan alasan utk memberikan pendidikan yang lebih baik. Dengan kondisi itu anak anak Indian kehilangan kesempatan pendidikan nilai dari orang tua mereka dan para elders. Para elders adalah para sesepuh yang menjadi wise people yaitu orang orang bijaksana yang lewat usia yang matang dan pengalaman hidup bisa menjadi guru dan role model kehidupan.

*Ada kisah sedih soal adiksi alkohol dan berbagai masalah sosial* lainnya. Namun cukup banyak yang berjuang bukan hanya utk berhenti minum tapi juga berhenti merokok. Mereka yang sdh bisa membebaskan diri dari berbagai adiksi *utk jadi orang tua yang bertanggungjawab dan orang bijaksana dengan bertambahnya usia*.

*Ada kisah sedih bahwa tanah subur atau mengandung minyak dan mineral* lain diambil pemerintah dan orang Indian diberi tempat tinggal di lokasi lain yang bukan tanah asal mereka. Jadi Indian Reservation di satu sisi menyedihkan, tapi di sisi lain adalah sarana agar mereka masih bisa memiliki tanah dan tinggal bersama suku mereka dengan bebas tanpa gangguan. Tidak ada reservation utk suku lain selain utk orang Indian. Pemerintah juga menyediakan cukup banyak dana dan fasilitas.

*Mendengarkan berbagai kisah mereka saya merasa sedih* Tapi saya juga kagum bahwa mereka tidak kehilangan identitas mereka.
 
_*Bagaimana dengan kita*_ ?

*Di AS dan Canada tapi juga di Indonesia* saya mendengar berbagai kisah bagaimana kita khususnya anak anak kita sdh kehilangan identitas kebudayaan kita. Sebagian  sudah tidak lagi menghidupi bahkan tidak memahami nilai kehidupan sebagai orang Indonesia suku Sunda, Jawa, Tionghoa, Kalimantan, Batak, Manado, Ambon, Papua, dll. Jadilah gaya hidup Amerika dan Canada yang lebih dominan misalnya mendahulukan *freedom dan hak pribadi*.

*Nilai nilai itu makin jauh dari kita* kata orang tua sudah tidak tahu bagaimana caranya mewariskan nilai nilai kehidupan. Di sekitar kita tidak ada lagi para elders yang merawat nilai kehidupan.

Maukah kita merawat nilai nilai kehidupan ? Maukah kita berjuang untuk jadi guru dan orang bijaksana ?

*Atau kita hanya sibuk bekerja dan mencari nafkah* dan lupa bahwa yang akan membuat kita bijaksana bukan hanya uang dan pekerjaan tapi juga bagaimana kita menghidupi makna kehidupan dan mewariskannya kpd generasi berikut.

*Apakah kita juga tidak lupa berjuang untuk mitakuye oyasin* ? Yaitu membangun persaudaraan sejati semua orang apapun agama dan sukunya. Juga merawat semua yang ada di *alam semesta* dengan cara hidup yang *lebih ekologis*.

*Sebentar lagi Natal*. Seorang sahabat beragama *Islam* pernah bilang bahwa beliau sedih di negara kita utk berdoa dan merayakan upacara keagamaan *masih harus minta ijin atau dijaga tentara*,polisi dan tetangga. Artinya Indonesia *belum aman dan belum damai*. Semoga kita tidak berhenti berjuang bersama *semua orang berkehendak baik* untuk *merawat kehidupan bersama semua saudara saudari yang diciptakan Allah di alam semesta*.

_*WE ARE ALL RELATED OR ALL ARE FAMILIES*_
Ferry SW,21 Des 2021
Winter Solstice  and Summer Solstice Day.
NAUSKA - Nasihat Usaha Dan Karya

Sunday, January 3, 2021

[Tung D War] Rahasia Tung Desem Waringin Mampu Menaklukkan Monster Covid

Rahasia Tung Desem Waringin Mampu Menaklukkan Monster Covid
*Catet: Sepanjang Putaran Video Anti Intrupsi Iklan*
*Kami Akan Selalu Menyampaikan Nasihat Terbaik Buat Anda Di Sini*
Jakarta, Tagar TV - Tung Desem Waringin (TDW), salah satu motivator terbaik Indonesia, pernah terinfeksi virus C-19. Pria yang terkenal dengan kata-kata “salam dahsyat” ini, masuk ruang isolasi RS Siloam, Tangerang, Banten pada 30 Maret 2020, dan mengalami puncak sakitnya akibat C-19 pada 1 April 2020. Bahkan, saat itu ia sempat memanggil anak dan istrinya, ia memberikan wasiat atau pesan kalau terjadi sesuatu terhadap dirinya.

Dalam wawancara zoom hari Senin, 28 September 2020 bersama Cory Olivia dari Tagar TV, TDW menceritakan kisahnya melawan penyakit tersebut. Selama wawancara, TDW berkali-kali menekankan pentingnya minum air putih hangat. Dia juga meminta agar para tenaga kesehatan gencar menyuarakan pentingnya minum air putih hangat. 

Selain itu, hati yang gembira juga tidak kalah penting dalam melawan C-19. Dia menyarankan agar kita mengurangi konsumsi berita-berita negatif, dan memperbanyak tontonan yang lucu. Penting juga bagi kita untuk memiliki harapan. Tung Desem, misalnya, bertekad kalau sudah sembuh akan mengajak jalan-jalan keluarganya ke Tawangmangu, sebuah tempat wisata di kaki Gunung Lawu, Jawa Tengah. Hal itu memberi dia semangat untuk cepat sembuh. 

Tung Desem Waringin berniat kelak pengalamannya terkena C-19 ini akan ia jadikan buku. Menurut TDW, supaya penyebaran virus ini tidak terjadi, masyarakat harus benar-benar di rumah saja. Jika terpaksa harus keluar rumah untuk bekerja, maka wajib melakukan protokol 3M, yaitu memakai masker, menjaga jarak, dan juga mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir. 
Simak penjelasan Tung Desem Waringin selengkapnya di Tagar TV.

Monday, September 14, 2020

Doktor di China Mengesahkan,Bagikan Artikel Ini Kepada Semua Saudara Yang Anda Kasihi,Perlu.

Doktor di China mengesahkan.
  这 是 100% 準確 的 信息,
Ini adalah berita yang 100% benar.
  對於 每个 人 都 非常 有效.
Sangat Penting buat setiap Orang.
 為什么 中國 大陸 過去 幾天 大大 減少 了 感染 人數?
Mengapa akhir2 ini di China, jumlah Orang yang terinfeksi Virus telah menurun secara mendadak.??
 除了 戴 口罩 勤 洗手 外,
Selain memakai Mask, Rajin membersihkan Tangan,
  他們 只是 簡單 地 每天 漱口 3 次 鹽水.
Mereka hanya Berkumur dengan Air-Garam 3 kali sehari
  完成 後, 喝水 5 分鐘.
Setelah berkumur, 5 menit kemudian minum Air-Suam/Hangat.
  因為 該 病毒 只能 在 喉嚨 中 侵襲,
Oleh kerana Virus ini hanya akan menyerang Kerongkong,
  然后 再 侵襲 肺部,
Setelah itu menyerang Paru-paru,
  當 受到 鹽水 侵襲 時,
Apabila dihancurkan oleh Air-Masin/Garam
  該 病毒 會 死亡 或 胃中 胃中 下來 並 在 胃中 銷毁,,
Virus itu akan mati atau terbunuh di Perut dan kemudian dihancurkan
  这 是 預防 冠狀 病毒 流行 的 唯一 方法,
Ini adalah satu-satunya Cara untuk Menangkis Covid-19
  市場 上 没有 藥品,
Di Pasaran tidak ada Obatnya.
  所以 不要 購買.
Sebab itu jangan Beli.
  童 綜合 醫院 王叔 昂 醫師:
Dr Wang berkata :
  新 冠 肺炎 在 还 沒有 來到 肺部 之前,
Ketika Virus itu blm sampai ke Paru-paru,
  它 会 在 喉嚨 部位 存活 4 天.
Dia boleh hidup di Kerongkong selama 4 hari.
  在 这个 時候, 人們 會 開始 咳嗽 及 喉痛.
Pada masa ini, Orang yang terinfeksi akan mulai Batuk dan Sakit Kerongkong.
  如果 他 能 儘量 喝多 溫 開水 及 或鹽水,,,,,
Jika Orang yang terinfeksi kerap minum Air Suam Panas dan Air Garam
  就能 消灭 病菌.
Akan dapat memusnahkan Virus Covid19 ini
  儘快 把 此 訊息 转達 一下,
Cepat sebarkan Pesan ini.
  因爲 你 會 救 他人 一 命!
 Kerana Anda setidaknya, dapat menyelamatkan 1 nyawa Orang...
😎😎😎
[https://nasihatcanggih.blogspot.com/2020/09/doktor-di-china-sangat.html]

Saturday, August 22, 2020

Silakan Dicoba Obat Virus Ini,Pengalaman Seseorang. Maaf Terpaksa Kami Posting Kembali, Karena Begitu banyak Testimoni di WAG Sudah Menerima Manfaatnya.

*Silakan Dicoba Obat Virus Ini,Pengalaman Seseorang*
*_Maaf Terpaksa Kami Posting Kembali,Karena Begitu banyak _*
*_Testimoni di WAG Sudah Menerima Manfaatnya_*
*Tolong bantu dikasih tahu ke saudara² kita yg kena covid 19..*
*Ini obat pemberian dari TUHAN yg mudah didapat yg sangat manjur..*

*🥥 1 biji air kelapa muda*
*🍈 1 biji jeruk nipis diperas*
 *🥄1 sendok makan garam*
  *💧 2 Sendok Madu*    ( tambahan 1 item lagi, agar lebih efektif lagi )

Semuanya diaduk dan diminum airnya... dijamin 1 jam kemudian virusnya  akan  hilang....
Mudah mudahan semua dalam keadaan sehat walafiat..

Info dari teman yg kakaknya di kota Bau Bau Sulawesi Tenggara.. obat herbal ini sangat manjur.....
Bisa di infokan ke saudara,teman atau keluarga kita terima kasih.....🙏



Sudah tak terhitung mengirimkan TESTIMONI DARI kemampuan Obat Ini di WAG Yang sudah terserang Covid, Mohon Dibagikan kepada Teman2. 
Tidak Rugi kalau Anda Belum Yakin Cobalah Saja.
Anda Tidak Rugi...Dan harganya tidaklah mahal, dan gampang menemukannya. 
(Admin Nasihat.IniOK.com )
*Kami Akan Selalu Menyampaikan Nasihat Terbaik Buat Anda Di Sini*



Monday, June 10, 2019

Berapa orang mahasiswa yang sudah memiliki pasport.


PASSPORT
by Rhenald Kasali

Setiap saat mulai perkuliahan, saya selalu bertanya kepada mahasiswa berapa orang yang sudah memiliki pasport. Tidak mengherankan, ternyata hanya sekitar 5% yang mengangkat tangan. Ketika ditanya berapa yang sudah pernah naik pesawat, jawabannya melonjak tajam. Hampir 90% mahasiswa saya sudah pernah melihat awan dari atas. Ini berarti mayoritas anak-anak kita hanyalah pelancong lokal.

Maka, berbeda dengan kebanyakan dosen yang memberi tugas kertas berupa PR dan paper, di kelas-kelas yang saya asuh saya memulainya dengan memberi tugas mengurus pasport. Setiap mahasiswa harus memiliki “surat ijin memasuki dunia global.”. Tanpa pasport manusia akan kesepian, cupet, terkurung dalam kesempitan, menjadi pemimpin yang steril. Dua minggu kemudian, mahasiswa sudah bisa berbangga karena punya pasport.

Setelah itu mereka bertanya lagi, untuk apa pasport ini? Saya katakan, pergilah keluar negeri yang tak berbahasa Melayu. Tidak boleh ke Malaysia, Singapura, Timor Leste atau Brunei Darussalam. Pergilah sejauh yang mampu dan bisa dijangkau.

“Uang untuk beli tiketnya bagaimana, pak?”

Saya katakan saya tidak tahu. Dalam hidup ini, setahu saya hanya orang bodohlah yang selalu memulai pertanyaan hidup, apalagi memulai misi kehidupan dan tujuannya dari uang. Dan begitu seorang pemula bertanya uangnya dari mana, maka ia akan terbelenggu oleh constraint. Dan hampir pasti jawabannya hanyalah tidak ada uang, tidak bisa, dan tidak mungkin.

Pertanyaan seperti itu tak hanya ada di kepala mahasiswa, melainkan juga para dosen steril yang kurang jalan-jalan. Bagi mereka yang tak pernah melihat dunia, luar negeri terasa jauh, mahal, mewah, menembus batas kewajaran dan buang-buang uang. Maka tak heran banyak dosen yang takut sekolah ke luar negeri sehingga memilih kuliah di almamaternya sendiri. Padahal dunia yang terbuka bisa membukakan sejuta kesempatan untuk maju. Anda bisa mendapatkan sesuatu yang yang terbayangkan, pengetahuan, teknologi, kedewasaan, dan wisdom.

Namun beruntunglah, pertanyaan seperti itu tak pernah ada di kepala para pelancong, dan diantaranya adalah mahasiswa yang dikenal sebagai kelompok backpackers. Mereka adalah pemburu tiket dan penginapan super murah, menggendong ransel butut dan bersandal jepit, yang kalau kehabisan uang bekerja di warung sebagai pencuci piring. Perilaku melancong mereka sebenarnya tak ada bedanya dengan remaja-remaja Minang, Banjar, atau Bugis, yang merantau ke Pulau Jawa berbekal seadanya.Ini berarti tak banyak orang yang paham bahwa bepergian keluar negeri sudah tak semenyeramkan, sejauh, bahkan semewah di masa lalu.

Seorang mahasiswa asal daerah yang saya dorong pergi jauh, sekarang malah rajin bepergian. Ia bergabung ke dalam kelompok PKI (Pedagang Kaki Lima Internasional) yang tugasnya memetakan pameran-pameran besar yang dikoordinasi pemerintah. Disana mereka membuka lapak, mengambil resiko, menjajakan aneka barang kerajinan, dan pulangnya mereka jalan-jalan, ikut kursus, dan membawa dolar. Saat diwisuda, ia menghampiri saya dengan menunjukkan pasportnya yang tertera stempel imigrasi dari 35 negara. Selain kaya teori, matanya tajam mengendus peluang dan rasa percaya tinggi. Saat teman-temannya yang lulus cum-laude masih mencari kerja, ia sudah menjadi eksekutif di sebuah perusahaan besar di luar negeri.

The Next Convergence

Dalam bukunya yang berjudul The Next Convergence, penerima hadiah Nobel ekonomi Michael Spence mengatakan, dunia tengah memasuki Abad Ke tiga dari Revolusi Industri. dan sejak tahun 1950, rata-rata pendapatan penduduk dunia telah meningkat dua puluh kali lipat. Maka kendati penduduk miskin masih banyak, adalah hal yang biasa kalau kita menemukan perempuan miskin-lulusan SD dari sebuah dusun di Madura bolak-balik Surabaya-Hongkong.

Tetapi kita juga biasa menemukan mahasiswa yang hanya sibuk demo dan tak pernah keluar negeri sekalipun. Jangankan ke luar negeri, tahu harga tiket pesawat saja tidak, apalagi memiliki pasport. Maka bagi saya, penting bagi para pendidik untuk membawa anak-anak didiknya melihat dunia. Berbekal lima ratus ribu rupiah, anak-anak SD dari Pontianak dapat diajak menumpang bis melewati perbatasan Entekong memasuki Kuching. Dalam jarak tempuh sembilan jam mereka sudah mendapatkan pelajaran PPKN yang sangat penting, yaitu pupusnya kebangsaan karena kita kurang urus daerah perbatasan. Rumah-rumah kumuh, jalan berlubang, pedagang kecil yang tak diurus Pemda, dan infrastruktur yang buruk ada di bagian sini. Sedangkan hal sebaliknya ada di sisi seberang.

Anak-anak yang melihat dunia akan terbuka matanya dan memakai nuraninya saat memimpin bangsa di masa depan. Di universitas Indonesia, setiap mahasiswa saya diwajibkan memiliki pasport dan melihat minimal satu negara.

Dulu saya sendiri yang menjadi gembala sekaligus guidenya. Kami menembus Chiangmay dan menyaksikan penduduk miskin di Thailand dan Vietnam bertarung melawan arus globalisasi. Namun belakangan saya berubah pikiran, kalau diantar oleh dosennya, kapan memiliki keberanian dan inisiatif? Maka perjalanan penuh pertanyaan pun mereka jalani. Saat anak-anak Indonesia ketakutan tak bisa berbahasa Inggris, anak-anak Korea dan Jepang yang huruf tulisannya jauh lebih rumit dan pronounciation-nya sulit dimengerti menjelajahi dunia tanpa rasa takut.

Uniknya, anak-anak didik saya yang sudah punyapasport itu 99% akhirnya dapat pergi keluar negeri. Sekali lagi, jangan tanya darimana uangnya. Mereka memutar otak untuk mendapatkan tiket, menabung, mencari losmen-losmen murah, menghubungi sponsor dan mengedarkan kotak sumbangan. Tentu saja, kalau kurang sedikit ya ditomboki dosennya sendiri.

Namun harap dimaklumi, anak-anak didik saya yang wajahnya ndeso sekalipun kini dipasportnya tertera satu dua cap imigrasi luar negeri. Apakah mereka anak-anak orang kaya yang orangtuanya mampu membelikan mereka tiket? Tentu tidak. Di UI, sebagian mahasiswa kami adalah anak PNS, bahkan tidak jarang mereka anak petani dan nelayan. Tetapi mereka tak mau kalah dengan TKW yang meski tak sepandai mereka, kini sudah pandai berbahasa asing.

Anak-anak yang ditugaskan ke luar negeri secara mandiri ternyata memiliki daya inovasi dan inisiatif yang tumbuh. Rasa percaya diri mereka bangkit. Sekembalinya dari luar negeri mereka membawa segudang pengalaman, cerita, gambar dan foto yang ternyata sangat membentuk visi mereka.

Saya pikir ada baiknya para guru mulai membiasakan anak didiknya memiliki pasport. Pasport adalah tiket untuk melihat dunia, dan berawal dari pasport pulalah seorang santri dari Jawa Timur menjadi pengusaha di luar negeri. Di Italy saya bertemu Dewi Francesca, perempuan asal Bali yang memiliki kafe yang indah di Rocca di Papa. Dan karena pasport pulalah, Yohannes Surya mendapat bea siswa di Amerika Serikat. Ayo, jangan kalah dengan Gayus Tambunan atau Nazaruddin yang baru punya pasport dari uang negara.

Rhenald Kasali
Guru Besar Universitas Indonesia

Sunday, October 14, 2018

Ada 13 permintaan anak yang mungkin tidak pernah mereka ucapkan:..



Ada 13 permintaan anak yang mungkin tidak pernah mereka ucapkan:..*

1. Cintailah aku sepenuh hatimu.

2. Jangan marahi aku di depan orang banyak.😡

3. Jangan bandingkan aku dengan Kakak atau adikku atau orang lain.👐

4. Ayah Bunda jangan lupa, aku adalah fotocopy-mu.

5. Kian hari umurku kian bertambah, maka jangan selalu anggap aku anak kecil.🙇

6.  Biarkan aku mencoba, lalu beritahu aku bila salah.🏃

7. Jangan ungkit-ungkit kesalahanku.🙈

8. Aku adalah Ladang Pahala bagimu.🎁

9. Jangan memarahiku dengan mengatakan hal-hal buruk, bukankah apa yang keluar dari mulutmu sbgai orang tua adalah doa bagiku?😔

10. Jangan melarangku hanya dengan mengatakan "JANGAN" tapi berilah penjelasan kenapa aku tidak boleh melakukan sesuatu.😇

11. Tolong ayah ibu, jangan rusak mentalku dan pemikiranku dengan selalu kau bentak-bentak aku setiap hari.

12. Jangan ikutkan aku dalam masalahmu yang tidak ada kaitannya denganku. Kau marah sama yang lain, aku imbasnya.

13. Aku ingin kau sayangi cintai karena engkaulah yang ada dikehidupanku dan masa depanku.

Semoga Semua Mahluk Berbahagia...🙏🙏🙏

Email : fellyginting95@gmail.com

Name

Email *

Message *