*Kardiovaskuler*
[ *Sistem kardiovaskuler = memiliki fungsi mengalirkan darah ke seluruh tubuh. *Saat ada gangguan maupun penyumbatan di kedua bagian tersebut, sirkulasi darah di tubuh dapat terganggu dan bisa menyebabkan timbulnya berbagai penyakit kardiovaskuler* ]
*Hingga 63% kematian* yang terjadi di dunia disebabkan oleh penyakit
kardiovaskuler. Di Asia Tenggara sendiri, angka kematian sekitar 3,6
juta disebabkan oleh penyakit kardiovaskuler, dimana angka tersebut
adalah seperempat dari angka total kematian setiap tahunnya. 1
*Di Indonesia sendiri*, penyakit kardiovaskuler, stroke dan penyakit
jantung koroner adalah penyebab utama kematian yang menyebabkan *lebih
dari 470.000 kematian setiap tahunnya*.2
*Pada tahun 2014*, angka kematian di Indonesia sebesar 1.551.000 jiwa,
di mana 37% dari angka kematian tersebut disebabkan oleh penyakit
kardiovaskuler. 3
*PJK adalah nama kelompok penyakit yang mengenai jantung* dan pembuluh
darah. Contoh dari PJK adalah penyakit jantung koroner (PJK), stroke,
trombosis dan peripheral artery disease (PAD). PJK dan stroke dapat
disebabkan oleh penyumbatan dalam pembuluh darah.14
*Selain itu PJK mempengaruhi struktur dan fungsi dari jantung, seperti* :4
*Penyempitan arteri jantung.
Serangan jantung.
Detak jantung yang tidak normal, atau aritmia.
Gagal jantung.
Penyakit katup jantung.
Penyakit otot jantung (kardiomiopati).
Penyakit vaskular (penyakit pembuluh darah).*
Apa saja *gejala penyakit kardiovaskuler?* 1
*Gejala yang paling umum dirasakan adalah*:
- Nyeri pada dada atau ketidaknyamanan yang bisa berlangsung selama beberapa menit.
- Sesak napas atau kesulitan bernapas.
- Kelelahan dan kelemahan.
- Berdebar.
- Pembengkakan pada pergelangan kaki, perut.
*Faktor Risiko PJK* 5,6
- Alkohol
Mengonsumsi alkohol dalam jumlah banyak dapat meningkatkan risiko PJK.
- Berat Badan
Kelebihan berat badan dan/atau obesitas meningkatkan risiko PJK. - Tekanan Darah
Tekanan darah tinggi secara langsung dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya PJK. - Diabetes dan Prediabetes
Diabetes secara substansial dapat meningkatkan risiko PJK. Laki-laki
dengan diabetes melitus tipe 2 memiliki risiko terkena PJK 2-4 kali
lebih besar, dan risiko ini lebih tinggi lagi pada perempuan dengan
penderita diabetes melitus tipe 2. - Makanan
Salah satu alasan mengapa angka kejadian PJK di Indonesia meningkat
adalah pola makan yang kurang sehat, yaitu mengonsumsi lemak jenuh,
kurangnya asupan sayur, dan buah-buahan. Selain itu, konsumsi garam juga
sebaiknya dibatasi. - Olahraga
Berdasarkan laporan WHO pada tahun 2002, PJK yang terjadi di negara maju disebabkan oleh kurangnya kegiatan fisik (olahraga).
- Kolesterol Tinggi
Risiko PJK secara langsung berhubungan dengan tingkat kolesterol. -
Merokok
Merokok menyebabkan kematian yang berhubungan dengan PJK. Perokok pasif
juga rentan terhadap bahaya kesehatan kardiovaskuler. Perokok pasif
secara terus-menerus meningkatkan risiko PJK dengan kira-kira 25%.
*Mengobati Penyakit Jantung Koroner*7
[ _*teruskan baca artikel selengkapnya,penting sekali....*_👇👇👳👴👵👪]
Pengobatan dan perawatan yang dapat dilakukan untuk penyakit
kardiovaskuler menggabungkan beberapa metode, seperti pemeriksaan fisik,
cek darah untuk mengetahui kadar lemak, kolesterol dan trigliserida
dalam darah, elektrokardiogram (ECG atau EKG), X-ray dada, uji tingkat
stress dan imaging tests dan angiocardiography.
Sedangkan untuk pencegahannya dapat dilakukan dengan mengubah pola
hidup, termasuk mengurangi konsumsi makanan berlemak dan tinggi garam,
berolahraga secara rutin, berhenti merokok, dan mengurangi konsumsi
minuman beralkohol.
Selain itu, obat-obatan resep tertentu juga dapat mengurangi timbulnya PJK dan dapat mencegah PJK.
*Trombosis Vena Dalam*
Trombosis Vena Dalam (TVD) terjadi akibat pembekuan darah pada satu
atau lebih pembuluh darah. Selain dapat menyebabkan pembengkakan pada
kaki, TVD juga sering terjadi tanpa adanya gejala atau tanda-tanda. TVD
juga kerap terjadi pada seseorang yang mengalami kondisi medis yang
memengaruhi pembekuan pada darah seperti pasien bed rest total yang
tidak dapat bergerak dari tempat tidur (termasuk pasien pasca operasi
yang tidak banyak bergerak selama suatu waktu). 9
Gumpalan darah yang terbentuk pada pembuluh darah vena disebut venous
thrombosis. TVD biasanya terjadi pada pembuluh darah tungkai di mana
vena lebih besar yang berjalan melalui otot-otot betis dan tungkai. TVD
dapat menyebabkan rasa nyeri dan pembengkakan pada kaki dan jika tidak
ditangani dapat menjadi sangat serius, karena gumpalan darah melepaskan
diri dan mengalir ke paru dan menyebabkan tersumbatnya pembuluh darah di
paru (pulmonary embolism). Kondisi ini dapat berisiko gangguan
pernapasan dan berisiko fatal. 8
TVD dan pulmonary embolism juga diketahui sebagai venous thromboembolism (VTE).12
Penyebab Trombosis Vena Dalam10
Pada dasarnya darah mengalir di dalam tubuh. Namun jika darah tidak
mengalir maka hal tersebut memperlihatkan bahwa terjadi pembekuan atau
penggumpalan darah. Terbentuknya pembekuan atau penggumpalan darah dapat
disebabkan oleh beberapa kondisi di bawah ini:
-
Imobilitas, misalnya duduk dalam perjalanan yang panjang, rawat inap,
operasi, trauma pada tungkai bawah dengan atau tanpa operasi, kehamilan
dan post partum, obesitas.
- Koagulasi darah lebih cepat dari yang seharusnya (hypercoaguability).
Gejala dan Tanda Trombosis Vena Dalam11
Beberapa gejala dan tanda dari TVD:
- Pembengkakan.
- Nyeri.
- Peningkatan suhu, kram, atau nyeri di area yang bengkak atau nyeri, biasanya betis atau tungkai.
- Kulit kemerahan atau pucat.
TVD yang tidak ditangani dapat menjadi emboli paru, di mana gejalanya adalah :
- Sesak napas.
- Sakit saat mengambil napas yang dalam.
- Napas cepat.
- Peningkatan denyut jantung.
Gejala dan tanda lain pada pulmonary embolism adalah batuk, dengan
atau tanpa darah; perasaan cemas atau takut; pusing atau pingsan; dan
berkeringat.
Faktor Risiko Trombosis Vena Dalam12
Beberapa faktor risiko yang menyebabkan TVD yaitu:
- Imobilitas, termasuk rawat inap dalam jangka waktu panjang karena
sakit atau kecelakaan, perjalanan panjang (mobil atau pesawat).
- Kehamilan.
- Konsumsi pil kontrasepsi atau terapi hormon.
- Merokok.
- Kanker.
- Operasi yang menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah pada kaki atau tangan.
- Menurun secara genetik dalam hal pembekuan darah.
- Obesitas.
Pencegahan Trombosis Vena Dalam13
Jika seseorang memiliki risiko mengalami TVD beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah pembekuan darah yaitu:
- Berhenti merokok.
- Konsumsi makanan sehat.
- Rutin berolahraga.
- Menjaga berat badan.
- Mobilisasi dini.
- Mendapat obat antikoagulan/profilaksis lainnya.
Temui dokter sebelum melakukan perjalanan panjang jika seseorang
pernah mengalami TVD. Selain itu, cara mencegah TVD saat melakukan
perjalanan jauh adalah mengonsumsi banyak air, melakukan latihan kaki
sederhana, beristirahat, dan berjalan singkat.
Pengobatan Trombosis Vena Dalam10
Pengobatan TVD biasanya dengan mengonsumsi obat antikoagulan yang
dapat menurunkan kemungkinan darah menggumpal dan menghentikan gumpalan
darah menjadi besar.
- Konsumsi obat
- Antikoagulasi atau pengencer darah dapat menghentikan gumpalan
darah membesar atau mencegah terjadinya penggumpalan baru lainnya.
Beberapa efek samping dari obat ini termasuk pendarahan dapat terjadi
jika mengonsumsi obat pengecer darah, seperti aspirin.
- Thrombin inhibitor dapat menghentikan proses pembekuan dan dapat digunakan bagi orang yang tidak dapat mengonsumsi heparin.
- Thrombolytics dapat digunakan untuk mengencerkan gumpalan darah
yang besar yang dapat menyebabkan beberapa gejala dan komplikasi yang
serius. Karena thrombolytics dapat menyebabkan pendarahan, maka
penggunakannya hanya pada kondisi yang sangat serius atau jika sudah
mengancam jiwa, termasuk emboli paru.
- Kateter untuk menghilangkan thrombus
Dalam beberapa kondisi darurat, dokter akan melakukan kateter untuk
menghilangkan thrombus. Prosedur ini menggunakan tube yang fleksibel
untuk menjangkau gumpalan darah pada paru. Dokter akan memasukkan alat
ke dalam tabung untuk memecah gumpalan atau mengalirkan obat melalui
tabung.
- Vena cava filter
Seseorang yang tidak dapat mengonsumsi obat pengencer darah akan
memerlukan vena cava filter yang akan menangkap gumpalan darah sebelum
gumpalan tersebut mengalir ke paru, hal ini dilakukan untuk mecegah
pulmonary embolism. Namun, filter tidak menghentikan penggumpalan darah
baru. Biasanya saringan tidak dianjurkan jika orang tersebut mengonsumsi
pengencer darah.
Referensi:
1 http://www.searo.who.int/entity/noncommunicable_diseases/Factsheet_PJK.pdf?ua=1. Diakses pada 28 Mei 2018.
2 https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5037248/
3 http://www.who.int/nmh/countries/idn_en.pdf
4 https://www.webmd.com/heart-disease/guide/diseases-cardiovascular#1. Diakses pada 28 Mei 2018.
5 https://www.nhlbi.nih.gov/health/educational/hearttruth/lower-risk/risk-factors.htm. Diakses pada 28 Mei 2018.
6 https://heartuk.org.uk/files/uploads/documents/huk_fs_mfsI_riskfactorsforchd_v2.pdf. Diakses pada 28 Mei 2018.
7 https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/heart-disease/diagnosis-treatment/drc-20353124. Diakses pada 28 Mei 2018.
8 https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/deep-vein-thrombosis/symptoms-causes/syc-20352557. Diakses pada tanggal 4 Juni 2018.
9 https://www.medicinenet.com/deep_vein_thrombosis/article.htm#what_causes_dvt. Diakses pada tanggal 4 Juni 2018.
10 https://www.nhlbi.nih.gov/health-topics/venous-thromboembolism. diakses pada tanggal 4 Juni 2018.
11 https://www.medicinenet.com/deep_vein_thrombosis/article.htm#what_tests_diagnose_the_condition. Diakses pada tanggal 4 Juni 2018.
12 https://www.nhs.uk/conditions/deep-vein-thrombosis-dvt/. Diakses pada tanggal 4 Juni 2018.
Source:sanofi.co.id/id/kesehatan-anda/obat-resep/gangguan-jantung-dan-pembuluh-darah
NAUSKA