Latest News

Showing posts with label Kerendahan Hati. Show all posts
Showing posts with label Kerendahan Hati. Show all posts

Tuesday, February 23, 2021

Kerendahan Hati Dan Tak Ada Yang Bisa Menghalangi Presiden Jokowi Untuk Mengsejahterakan Bangsa Indonesia.

*Kerendahan Hati Dan Tak Ada Yang Bisa Menghalangi*
*Presiden Jokowi Untuk Mengsejahterakan Bangsa Indonesia.*
Tak ada yang bisa menghalangi Presiden Jokowi untuk mensejahterakan bangsa Indonesia dan langsung meninjau ke lapangan, melihat kesesuaian kebijakan, program dan realitas. Hujan deras di Sumba Tengah pun diterobos Presiden Jokowi

*Teruskan Baca Artikel, Kesan Dan Pesan Seorang Romo Di bawah ini Sangat Menarik *
👪👇👇👇
Di kesempatan Lain Jokowi Memakai Baju Hujan Seperti Rakyat Biasa Pakai
sehari-hari, baginya tidak ada yang diistemakan.

*Berguru kebajikan dan kebijaksanaan dari seorang Jokowi*
*Oleh :  Romo Yans Sulo*:
=Remah-remah dari 'cielito lindo' (surga kecil) Makale=
*(Joko Widodo, manusia langka yang dilahirkan di Asia)*

*Para sahabat, Anda jangan memberiku predikat "kampanye" ketika aku menyorot nama* presiden Republik Indonesia (Jokowidodo), Karena mamang aku sedang tidak untuk kampanye. *Tetapi aku hanya ingin belajar daripadanya bagaimana hidup bersama*. Bukan belajar membangun puluhan ribu kilo meter jalan raya dari Sabang sampai Merauke. Bukan pula belajar membangun bandara dan sumber energy. Bukan belajar bagaimana menjadikan bangsa ini pemilik tambang emas di Papua yang berpuluh-puluh tahun dibungkus oleh bangsa asing dengan nama tambang "tembaga". Bukan belajar bagaimana menyamakan harga bensin yang sama dari Sabang sampai Merauke. Bukan pula belajar bagaimana membangun rel kereta api dan atau membangun bendungan dan pasar tradisional yang membantu rakyat negeri ini merai kesejahteraannya.

*Aku hanya ingin berguru kebajikan daripadanya.* Iya, berguru kebajikan dan kebijaksanaan dari seorang manusia langka yang terlahir di negeri ini.
*Aku ingin belajar melihat manusia sebagai mahluk yang luhur dan mulia.*
Aku ingin belajar memberikan hak kepada yang memiliki hak dan belajar menuntut kewajiban bagi mereka yang memiliki kewajiban.
*Aku ingin belajar bagaimana keluar dari zona aman, dengan menjadikan diri sebagai rahmat* bagi sesama.

*Belajar menahan godaan nafsu kekayaan di tengah zaman keserakahan.*
*Belajar ugahari di tengah negeri yang berlimpah susu dan madunya.*
*Serta aku ingin belajar bagaimana menjadi manusia yang beriman, jujur, bersih, rendah hati,* dan kesatria, *sebagaimana yang diajarkan oleh leluhur kami manusia Toraja sendiri:* 
*"Lobo'ko ammu kasalle, manarangko ammu kinaya, bidako ammu barani. Langngan-langngan oi sangbara'mu membulean pole' oko. Ammu tang disirantean, tenko to pasareongan".*
(_*teruskan baca pesan menarik di bawah ini...*_ 😇👇
https://nasihat.iniok.com/2021/02/kerendahan-hati-dan-tak-ada-yang-bisa.html
Jokowi, sebuah nama yang lagi menjadi perbincangan seantero dunia. Nama yang seolah-olah mengakar dalam kedamaian di hati rakyat negeri ini. Nama yang tidak angker dan sekeramat nama-nama para penguasa yang lain di muka bumi, namun karya-karyanya mewarnai seluruh sudut nusantara. Namun aku tidak ingin berguru soal nama, pun pula tidak soal karya-karyanya. Tetapi aku ingin berguru daripadanya soal kebajikan dan kebijaksanaannya.

Ia dicacimaki namun tidak merasa sakit.
Dihina namun tidak merasa hina dan marah.  Difitnah namun tetap tersenyum.
Direndahkan namun semakin bersinar bagaikan bintang kejora.
Di"kafir"kan namun semakin beriman.
Dibenci namun semakin dicintai.

Aku sungguh-sungguh kagum kepadanya. Dalam hati aku bertanya, mahaguru seperti apakah yang telah mendidiknya bisa "hadir" seolah-olah seorang nabi.
Aku sungguh-sungguh kagum kepadanya. Dan sekali lagi dalam hati bertanya,  rahim seperti apakah yang telah mengandungnya sehingga dia bisa "lahir" bagaikan manusia ajaib, yang sanggup membalas cacian dengan pujian, membalas hinaan dengan doa sucinya, membalas fitnahan dengan canda tawanya.
Sungguh,  aku sungguh-sungguh kagum kepada pribadinya yang agung dalam kesederhanaan. Dia yang tidak larut dalam pujian ketika disanjung, dan tetap tegar penuh semangat bekerja ketika direndahkan. Kagum kepadanya bagaimana ia memilah dan memilih para menterinya yang sungguh-sungguh memiliki hati untuk bangsa ini, dan tidak segan-segan memecat para pecundang bangsanya saat mulai menunjukkan tanda-tanda tidak becus dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.

Aku lalu berpikir, mungkinkah sosok seperti dia itukah yang disebut sebagai manusia yang sungguh selesai dengan persoalan dirinya, yang tidak lagi berfikir tentang dirinya ketika orang justru ramai-ramai mendiskreditkannya?
Mungkinkah sosok seperti dia itukah yang disebut sebagai manusia yang tidak sibuk dengan pujian dan hinaan karena di benaknya hanya ada pengabdian diri yang total?
Mungkinkah sosok seperti dia itukah yang disebut sebagai manusia bijak nan arif yang tidak pusing dengan segala label negatif yang dituduhkan atasnya?
Aku pun lalu berfikir, apakah orang-orang yang menghina dan membenci orang bersih yang setulus dan sesuci dia ini tidak akan terlempar ke tubir lembah kekwalatan dan kedurhakaan seperti "keyakinan kuno"  agama-agama suku di negeri ini sebelum agama-agama dari luar sana hadir di nusantara? 

"Tuan presiden" (izinkan aku menyapa bapak dengan sapaan "tuan presiden"), tolong ajarkan kepadaku rahasia di balik "keunikan" pribadimu yang penuh misteri itu.
Ajarkanlah kepadaku rahasia tersenyum penuh keramahan ketika difitnah dan dihina. Ajarkanlah rahasia mendoakan ketika dicacimaki.
Ajarkanlah kepadaku rahasia mengampuni ketika disakiti.
Ajarkanlah kepadaku rahasia mencintai ketika dibenci.
Ajarkanlah kepadaku rahasia memuji ketika dicela.
Ajarkanlah kepadaku rahasia memikirkan orang lain ketika orang lain sibuk memikirkan dirinya sendiri.
Ajarkanlah kepadaku mencipta hati dan budi yang suci walau diteriaki peka-i.
Ajarkanlah k epadaku bagaimana b erdoa siang dan malam untuk bangsa ini dan bagi mereka yang hendak menjadikannya negeri sapi perahan.
Ajarkanlah kepadaku untuk mengambil rupa rakyat biasa ketika jabatan penting berada di pundakku. Karena engkau yang walaupun orang nomor satu di negeri ini rela mengambil rupa dan hidup seperti kami rakyatmu. Duduk, makan,  dan tidur di bawah tenda darurat. Engkau sungguh-sungguh berhati mulia dalam kesahajaanmu. Engkau yang yang tidak pernah memikirkan kejahatan dan kehancuran bangsa ini sedetikpun dalam hidupmu.

Akupun ingin memiliki cinta yang membara untuk bangsa ini seperti cinta yang tuan presiden berikan untuk negeri ini.
Akupun ingin bekerja untuk anak-anak bangsa dalam tugasku yang penuh cinta kasih seperti tuan presiden bekerja dalam tugasmu yang penuh cinta kasih.
Akupun ingin tersenyum tanpa dendam kepada orang-orang yang mencacimaki diriku seperti tuan presiden tersenyum tanpa dendam kepada mereka yang membencimu.
Akupun ingin membawa dalam doa suciku nama-nama mereka yang membenciku di hadirat Allah yang mahabesar seperti tuan presiden menyebut nama-nama mereka yang tidak mengakui karya-karyamu.
Akupun ingin memikirkan orang lain ketika orang lain sibuk memikirkan dirinya sendiri seperti yang tuan presiden buat untuk negeri ini.
Akupun ingin hidup untuk memberi dan bukan untuk diberi seperti yang tuan presiden buat untuk negeri ini.

Tuan presiden, Bapak Jokowidodo, izinkan aku belajar kebajikan dan kebijaksanaan darimu walau sudah pasti engkau akan keberatan kusebut sebagai orang bijaksan nan arif.
Tetaplah memancarkan pesona kebajikan dan kebijaksanaanmu bagi negeri ini dan bagi dunia.
Biarkanlah doa-doa sucimu dan doa-doa rakyatmu yang setia menfuatkanmu selalu untuk tetap tersenyum bagi kaum sebangsamu sendiri yang mencacimu,  menghinamu,  menfitnahmu, dan merendahkanmu.
Biarkanlah kesahajaan dan kesederhanaanmu memancar dalam keagungan bangsa ini.
Biarkanlah kerendahan hatimu menyejukkan hati yang beku karena keserakahan harta dan kuasa.
Biarkanlah cinta abadimu untuk negeri ini terukir indah dalam karya-karyamu dari Sabang sampai Merauke.
Dan biarkanlah aku tetap berguru kebajikan dan kebijaksanaanmu, Karena engkau sungguh-sungguh seorang manusia yang penuh kebajikan dan kebijaksanaan titisan nusantara jaya. Bapak Jokowidodo, terima kasih telah "hadir" bagiku sebagai sosok teladan dalam kebijaksanaan dan guru dalam kehidupan bersama. Semoga umurmu panjang dan sehat selalu. Doaku menyertaimu selalu wahai presiden kami dan guru shopie-ku. *

Makale - Tana Toraja,  Medio Sept' 2018
R. D. Yans Sulo Paganna'.
(Penulis: Toraya Tondokku Nusantara Negeriku)

 https://nasihat.iniok.com/2021/02/kerendahan-hati-dan-tak-ada-yang-bisa.html

Wednesday, October 16, 2019

PRIA PENDIAM ITU SI TUKANG PISANG


Si pendiam yang cupu itu akhirnya di wisuda..
4 tahun kuliah di Singapura tanpa satupun teman kuliahnya yang tahu dia anak presiden Indonesia...
4 tahun bergaul dg anak2 kampus kelas atas, tanpa status anak presiden.. siapa yang tahan ujian seperti itu?

Bagi si tukang pisang goreng itu, menjunjung gengsi akan menghilangkan masa masa indah bersama teman teman kampus yang lebih suka menganggapnya cupu dan pendiam....

Dengan begitu Mas Kaesang tetap punya buku diary yang lucu dan seru... yang kelak bisa menjadi sumber cerita untuk menghibur anak anaknya tanpa terikat oleh birokrasi.

Anak presiden bukannya ditemani pengawal kemana mana? IYA... bahkan hingga ke Toilet...
Apakah teman temannya tidak tahu bahwa ada pengawal yang mengintilinya kemana mana? TIDAK!
Sebab mas Kaesang meminta dengan memelas kepada mas mas pengawal agar mereka bergaya layaknya mahasiswa dan tak nampak mengawasi. Pengawalnya mau? YA MAU... yang penting masih bisa mengawasi... hehehe...

Ketika wisuda tiba... teman2 Mas pisang kaget... sebab banyak sekali orang orang berbaju safari menghadiri wisuda mereka. Ada apa.. dan siapa mereka?

Wow... ada pak Jokowi dan istrinya di situ... yang menatap bangga ketika mas Kaesang menerima ijazah wisudanya dg toga seperti mahasiswa mahasiswa yang lain... 
Dan teman teman mas Kaesang melongo... jadi... jadi... si pendiam cupu itu anaknya presiden Jokowidodo?

Sepertinya agak aneh memang jika sebagian besar teman teman mas Kaesang tak mengenali siapa mas Kaesang. Secara si tukang pisang ini ngetop banget youtubenya, dan follower IG nya bejibun. Kok gak kenal?

Bagaimana mau mengenalinya jika si tukang pisang ini bukan mahasiswa populer di kampusnya. Selain pendiam, baju yg sederhana, kemana mana naek kendaraan umum, mas Kaesang gak hobi cengengesan. Penduduk kampus pun tak tertarik untuk mengenal mahasiswa biasa yang gak pernah menonjolkan diri itu. Mas kaesang bagaikan buah ciplukan lezat yang tumbuh di antara bunga warna warni sebagai semak yang diacuhkan...

Kekagetan mayoritas teman teman kampus mas Kaesang menjadi berita menarik ... sebab sekali lagi... ini bukti bahwa pak Jokowi adalah ayah teladan yang sukses mengajari anak anaknya kesederhanaan dan ketawaduan di manapun berada... seperti Lukman yang termasyhur itu...

💋
Dije

Email : fellyginting95@gmail.com

Name

Email *

Message *