Latest News

Showing posts with label Akhir Kehidupan. Show all posts
Showing posts with label Akhir Kehidupan. Show all posts

Saturday, December 18, 2021

Membutuhkan Trik Tersendiri Untuk Menyelamatkan Seseorang, Di Mana Ada Kemauan Selalu Ada Jalan, Demi Tuhan

 
*Membutuhkan Trik Tersendiri Untuk Menyelamatkan Seseorang, Di Mana Ada Kemauan Selalu Ada Jalan, Demi Tuhan*
_*Menyelamatkan*_, Kisah Aklak Yang Sangat Perlu Anda Baca Dan Bagikan Kepada Teman Anda

*Seorang lelaki tua*, pakaian lusuhnya menampakkan *jelas kefaqiran* yang ia alami.
Ia memasuki sebuah toko untuk membeli selimut.
Ia membutuhkan 5 buah selimut untuk keluarganya di musim hujan & dengan cuaca dingin.
Tapi uang yang ia miliki hanya 100 ribu.
Sudah berkeliling di pasar tapi tidak ada penjual toko yang menjual harga 100 ribu untuk 5 selimut.
Putus asa ia memasuki toko terakhir yang lebih megah di pasar tersebut.
Dengan suara ragu lelaki tua bertanya:
"Saya membutuhkan 5 selimut... tapi saya hanya punya uang 100 ribu apakah bapak menjualnya ?"
Pemilik toko berkata : Oh ada pak,
saya punya selimut bagus buatan Turki,
harganya juga murah, hanya 25 ribu per buah.
Kalau bapak beli 4 buah akan mendapat bonus 1 buah."

Lega...
Terpancar diwajah lelaki tua itu.
Segera ia mengulurkan lembaran uang 100 ribu miliknya.
Dengan wajah berseri sambil membawa selimut ia berlalu pergi.

Anak si pedagang yang sedari tadi duduk memperhatikan ini berkata : Ayah .... Koq bisa ??  bukankah kemarin Ayah mengatakan selimut itu jenis selimut termahal di toko ini,
kalau tidak salah kemarin Ayah mengatakannya seharga 250 ribu
per helainya..!?

Si Ayah dari anak itu tersenyum dan menjawab : Benar sekali, kemarin kita menjualnya 250 ribu kepada pembeli yang lain tidak kurang sedikitpun.
Kemarin kita berdagang dengan manusia.
Hari ini kita berdagang dengan Tuhan.
Ayah ingin keluarga laki2 tua tadi dapat terhindar dari dingin di musim dingin ini
Ayah berharap Tuhan menyelamatkan keluarga kita dari panasnya api neraka di akhirat nanti.
Sesungguhnya.. kalaulah tidak karena menjaga harga diri laki2 tua tadi,
Ayah tidak ingin menerima darinya uang sedikitpun.
Ayah tidak ingin ia merasa menerima sedekah sehingga merasa malu dihadapan kita disini.

Si Anak tersenyum mengambil hikmah atas pelajaran berharga yang diperoleh hari ini dari Ayahanda nya.

Sampai di rumah, Sang lelaki tua disambut istrinya dengan gembira,
kemudian membuka bungkusan selimut dan terkejut.
"Darimana ayah dapat uang beli selimut mahal ini ?"
"Dari uang yg ibu kasih tadi" jawabnya sambil merebahkan diri di lantai karena kelelahan.
"Tidak mungkin dgn 100rb, dapatkan selimut ini, jangankan 5, satu buah aja gak dapat."

Percakapan ini didengar sang anak, dan menghampiri.
Kemudian dia memeriksa selimut tsb.
"Ini harganya 250rb, ayaahh"
Si ayah bangkit melihat label harga yg dilihatkan anaknya.
"Sepertinya si pemilik toko salah, tadi dia bilang harganya 25rb, karena ayah beli 4,
dapat bonus 1".
Cerita sang ayah.
( _*lanjutkan baca kisah nyat berikut ini menarik sekali...*_💗👲👳👴👇👇👇 ) 

https://bit.ly/3e6oPGU
 Semua terpaku diam...

"Besok ayah hantarkan lagi ke toko itu,
jangan dipakai dulu ya"
sang anak memecah kesunyian: Ayah kelihatan capek, aku saja yang hantarkan sekarang. Di toko mana ayah beli selimut ini ? Sahut anaknya.

"Kenapa harus sekarang nak ?
tadi ibu lihat kamu lagi menjahit pesanan bu Kino untuk besok"
tanya ibunya

"Ibu, kasihan si pedagang itu bu, kalau nanti dia jual lagi ke orang lain dgn harga segitu,
soal jahitan itu, bisa saya selesaikan nanti malam"
jawab si anak.

Sang ayah tersenyum bahagia dan bangga,
kemudian menjelaskan toko tempat dia membeli selimut.

Sang anak mengayuh sepeda menuju pasar.

"Silahkan masuk nona"
sapa ramah seorang pemuda saat melihat gadis muda celingak-celinguk di depan tokonya.
"Maaf bang, tadi adakah Abang menjual selimut ini kepada seorang tua ?
Saya anaknya mau mengembalikan selimut ini" tanyanya.
Dari bungkusannya si pemuda sudah tahu bahwa itu memang selimut yg dijual ayahnya tadi.
"Maaf nona, apakah ada barang yg rusak ?
Saya akan ganti dgn yg lain"
"Oh, tidak, saya mau kembalikan bukan karena rusak, tapi Abang salah lihat harga,
di label ini 250rb bukan 25rb."

Si pemuda berpikir sejenak,
sambil pura2 memeriksa selimut tsb.

"Terimakasih.. nona telah menyelamatkan saya dari kerugian besar,
coba bayangkan jika semua itu (sambil menunjuk tumpukan selimut) saya jual 25rb,
berapa besar kerugian saya.
Untuk itu saya hadiahkan selimut ini untuk ayah nona."

"Benar yg dibilang anak saya,
harap diterima kembali uang ini." Sang ayah yg dari tadi hanya menonton,
menimpali sambil menyodorkan uang 100rb ke anak tsb.

"Eee"

"Jangan menolak nona,
ini sekedar ucapan terimakasih saja,
nona telah menyelamatkan kami jauh lebih besar dari ini,
bawalah selimut tsb pulang dan tolong kembalikan uang ini kepada ayahmu."

Saudaraku...
sungguh untuk berbuat yang benar sesuai Kehendak Tuhan,
butuh seni dan akhlaq yang tinggi.
Harap kita bisa mencontoh akhlaq mulia dari pemilik toko,
anaknya serta keluarga orang tua itu.
GBU 🙏🙏🙏
NAUSKA - *Nasihat Usaha Dan Karya*

Tuesday, January 22, 2019

MATEMATIKA KEHIDUPAN



*MATEMATIKA KEHIDUPAN*
https://nasihat.iniok.com/2019/01/matematika-kehidupan.html
          Dosa Jangan di ➕
          Amal Jangan di ➖
          Cinta Jangan di ➗
          Hidup hanya   1  ❌

🌺 Gugur Bunga karena Layu..
👻 Gugur Iman karena Nafsu..
💞 Gugur Cinta karena Cemburu..

😂 Tertawa karena 
                 Bahagia
😭 Menangis karena
                 Derita
💀 Bertobat karena   
                 Dosa
🙏 Beribadah karena
                 Iman

💔 Hidup tanpa Cinta
         Pasti Hampa
💰 Hidup gila Harta
         Pasti Celaka
😓☠ Hidup penuh Dosa
         Akan Binasa
😊 Hidup Bersyukur
        Akan Bahagia

*Hiduplah tiap hari seperti Matematika:*
1. Mengalikan (x)
     keGembiraan 
2. Mengurangi (-)
     keSedihan
3. Menambahkan (+)
     Semangat
4. Membagi ( : )
     keBahagiaan
5. Meng-kuadratkan
     Kasih Sayang
     antar sesama

*Ada 3 hal dalam hidup yang tidak bisa kembali:*
⏰1. Waktu 
💋2. Ucapan 
⌛3. Kesempatan   
Jagalah itu, jangan sampai menyesal karenanya...

*Ada 3 hal yang dapat menghancurkan hidup seseorang:*
👹1. Amarah   
😏2. Keangkuhan 
👿3. Dendam 
Hindarilah ia selalu..

*Ada 3 hal yang tidak boleh hilang*
💙1. Harapan 
💛2. Keikhlasan 
❤3. Kejujuran 
Peliharalah ketiganya..

*Ada 3 hal yang paling berharga*
💞1. Kasih Sayang
💗2. Cinta   
💝3. Kebaikan 
Pupuklah itu semua..

*Ada 3 hal dalam hidup yang tidak pernah pasti*
1. Kekayaan 
2. Kejayaan 
🤔3. Mimpi   
Jangan terobsesi karenanya..

*Ada 3 hal yang dapat membentuk watak seseorang*
☝1. Komitmen         
✌2. Ketulusan         
👌3. Kerja Keras       
Upayakanlah sekuatnya..

*Ada 3 hal yang membuat kita sukses*
👍1. Tekad         
👍2. Kemauan       
👍3. Fokus
Usahakan dengan sungguh-sungguh..

*Ada 3 hal yang tidak pernah kita tahu*
👍1. Rejeki         
👍2. Umur
👍3. Jodoh   
*Semuanya itu diatur oleh Allah.

*TAPI, ada 3 hal dalam hidup yang PASTI*
1. Tua   
2. Sakit   
3. Kematian 
Persiapkanlah dengan sebaik-baiknya...

Silakan "BAGIKANLAH" artikel NASIHAT Ini OK !
LIHAT YANG LAIN : Matematika Kehidupan.

Tuesday, December 11, 2018

Tahukah Anda Bagaimana Menghadapi Sakratul Maut Alias Detik-Detik Menjelang Lepasnya Nyawa Dari Tubuh Fisiknya

*Tahukah Anda Bagaimana Menghadapi Sakratul Maut Alias Detik*-*Detik Menjelang Lepasnya Nyawa Dari Tubuh Fisiknya*
https://www.iniok.com/2018/12/menghadapi-sakratul-maut-alias-detik.html
"*_Perlu hati-hati, cermat, penuh hormat.Daripada nantinya tubuh kita habis dimakan obat, lebih baik memeliharanya dengan baik semasa kita masih bisa_*", tutur penulis asal Jogjakarta.

*Saya share Tulisan dari seorang Dokter yg bertugas di RS Swasta - Jogjakarta*..
Salam Sejahtera Untuk Kita Semua....Saya ingin share tulisan seorang dokter (katolik) yg menulis di masa "tirakatan masa advent" 40 hari menjelang natal :

"*Seringnya mendapat giliran tugas menunggui mereka yang sedang menghadapi sakratul maut alias detik-detik menjelang lepasnya nyawa dari tubuh fisiknya*, membuat saya banyak merenungkan  apa arti dari semua ini.
Sebuah kesempatan belajar yang langka dan tidak semua orang bisa mengalaminya.

*Apa pentingnya buat saya?*
Sangat penting, karena dari peristiwa itulah saya terus disadarkan bagaimana mengisi hari-hari yang saya jalani ini, agar bisa berakhir dengan penuh makna, mencapai tujuan yang diagendakan sejak sebelum saya diturunkan ke dunia, dan belajar menghargai waktu yang tersisa dengan hidup yang lebih berkualitas.

Cara orang meninggal dunia itu berbeda-beda.
Kemiripannya hanya pada tanda-tanda yang menyertai sebelum maut menjemput.
Wajah yang mendadak berubah, seperti bukan yang kita kenali selama ini.
Pucat, bahkan putih seperti tembok.
Terutama sorot mata mereka, yang sebentar kosong, sebentar gelisah, sebentar marah.
Perilaku juga berubah.
Ada yang keinginannya harus dituruti betapapun anehnya.
Atau membuat orang lain kesal, dan yang bersangkutan sendiri marah atau uring-uringan.
Mereka juga jadi labil secara emosi.
Sedih, sering menangis tanpa tertahan lagi, takut ditinggal sendirian.
Semakin mendekati waktunya, semakin gelisah menanyakan hari,tanggal atau jam.
Juga tak betah lagi mengenakan segala macam alat bantu medis yang dimaksudkan untuk membuat mereka lebih lama bertahan hidup.

*Yang membedakan adalah seberapa pasrah atau seberapa besar* keyakinan mereka terhadap pemeliharaan semesta, semasa hidupnya.
Kebanyakan mereka yang simpel dan lurus-lurus saja hidupnya, tak banyak kuatir memikirkan ini itu hingga detil, lebih cepat "berangkat"nya.
Tapi jika masih ada banyak ganjalan di hati dan pikirannya, seringkali mengalami kesusahan pada saat jiwanya akan lepas dari tubuhnya.

Hal ini membuat saya berpikir, bahwa untuk mati dengan mudah tanpa melalui banyak siksaan, adalah dengan melatihnya semasa kita masih hidup di dunia. ( *_lanjutkan baca narasi menarik di bawah ini_*....)👴👳👲👇
https://www.iniok.com/2018/12/menghadapi-sakratul-maut-alias-detik.html
Berlatih mati?
Ya, Anda tidak salah baca, dan saya tidak sedang becanda.

*Yang pertama perlu dilatih adalah soal keyakinan kita.*
Yakin dan menyadari dengan sesadar-sadarnya bahwa segala sesuatu itu baik adanya, berujung kebaikan, dan selalu ada kebaikan walau nampaknya susah sekalipun.
Ini adalah fondasi yang sangat penting ketika nyawa kita tengah berada di ujung tanduk nanti.
Kebaikan yang selalu kita yakini dan pikirkan akan membuat kita menyambut kematian dengan tersenyum dan sukacita.
Putusnya nyawa dan keluarnya jiwa dari tubuh fisik kita akan lancar sama seperti ketika buang hajat besar, semakin kita rileks, akan semakin mudah, tapi semakin kita tegang, semakin susah lepas.

*Latihan kedua adalah berlatih melepas*.
Melepas apa saja yang selama ini kita anggap sebagai hak kita.
Sadarilah bahwa kita tidak memiliki apa-apa dan tidak berhak atas apapun, termasuk memikirkan nasib orang-orang yang kita kasihi yang akan kita tinggalkan.
Itu bukan urusan dan tanggung jawab kita.
Mereka adalah milik semesta dan masing-masing memiliki urusannya sendiri-sendiri dengan semesta.
Lepaskan juga segala urusan harta, kekayaan dan apapun yang masih mengikat dan menguasai kita, sejak sekarang ini, selagi kita masih hidup.
Artinya, ini adalah latihan mental agar kita tidak terus menerus kuatir dan memikirkan sesuatu yang nantinya akan kita tinggalkan.
Melepaskan juga berarti melepaskan dendam, kemarahan, kepahitan, luka batin yang masih ada.
Bersihkan mulai dari sekarang ini, hingga tak ada sisa sama sekali.
Lepaskan juga pengampunan dan berkat kepada mereka yang pernah menyakiti hati, mengkhianati, mengakali kita, seikhlas-ikhlasnya.

*Latihan juga tidak berhenti di aspek spiritual dan mental saja*, namun juga di aspek fisik.
Memang tubuh fisik kita nantinya akan kita tinggalkan.
Tapi lebih enak mana meninggal dengan sehat atau dengan sakit?
Berlatihlah menghormati dan menghargai tubuh kita mulai dari sekarang.
Mulai belajar mendengarkan suaranya, apa yang sebenarnya ia butuhkan, bukan apa yang kita (ego/nafsu) butuhkan.
Berikanlah apa yang tubuh inginkan sejak sekarang, agar ia tak membangkang atau menusuk di belakang pada saat kita tak berdaya lagi.
Tapi ini bukan berarti manipulasi ya.
Lakukanlah dengan ikhlas, karena mengasihi tubuh sendiri sama dengan melayani orang yang sedang sekarat.

*Berikan makanan yang sehat, olahraga yang cukup, sinar matahari pagi*, dan air bersih yang sesuai kebutuhan.

Banyak lagi yang bisa kita latihkan untuk menyambut kematian dengan gembira dan bukan dengan air mata.
Sudah waktunya kita mengubah persepsi tentang kematian bukan lagi sebagai peristiwa dukacita tapi kemenangan yang perlu dirayakan."

*Selamat merenungkan dan mulai b
erlatih.*
Nasihat Usaha Dan Karya dari

Email : fellyginting95@gmail.com

Name

Email *

Message *