Latest News

Showing posts with label Lintas Agama. Show all posts
Showing posts with label Lintas Agama. Show all posts

Sunday, January 2, 2022

Pemikiran Teilhard de Chardin Soal Agama Versus Spiritual, Sangat Menarik Sekali, Silakan Simak Sejenak.

 *Pemikiran Teilhard de Chardin Soal Agama*
 *Versus Spiritual, Sangat Menarik Sekali*, 
*Silakan Simak Sejenak*

 https://bit.ly/3Jvqch7.

" ▪ *Agama membuat kita meninggalkan dunia untuk mengikuti Tuhan.*
▪ *Spiritualitas membuat kita hidup di dalam Tuhan, tanpa meninggalkan dunia/kita* "

 
*Biografi singkat:*
Dr. Teilhard de Chardin
Lahir di Orcines, pada tanggal 1 Mei 1881 dan meninggal di New York pada tanggal 10 April 1955.
Dia adalah teolog, filosof dan ahli paleontologi Perancis yang membangun visi terpadu sience dan mistisisme dengan pemikirannya; dari evolusi semangat dan pemikiran.

▪*Agama bukan hanya satu*, tetapi ada ratusan.
▪Spiritualitas adalah satu.

▪ *Agama adalah untuk mereka yg masih tidur* .
▪Spiritualitas adalah untuk mereka yg sudah bangun.

▪ *Agama adalah untuk mereka yg masih membutuhkan seseorang* untuk memberi tahu mereka apa yang harus dilakukan dan masih perlu dibimbing.
▪ *Spiritualitas adalah untuk mereka yg sudah dapat  memperhatikan suara hati mereka*.

▪ Agama memiliki seperangkat aturan dogmatik.
▪ Spiritualitas mengundang kita untuk memikirkan segala sesuatu dan mempertanyakan semuanya.

▪ Agama biasanya mengancam dan menakut-nakuti.
▪Spiritualitas memberi kedamaian batin.

▪ Agama berbicara tentang dosa dan kesalahan.
▪ Spiritualitas mengajarkan bagaimana harus *"belajar dari kesalahan"*.

▪ *Agama menekan segala sesuatu* dan dalam beberapa hal itu adalah salah.
▪Spiritualitas melampaui segala hal dan membawa kita lebih dekat dengan kebenaran !

▪ *Agama berbicara tentang Tuhan* Dan karenanya bukan didalam Tuhan.
▪Spiritualitas adalah segalanya dan, karenanya itu ada di dalam Tuhan.

▪ *Agama menciptakan*.
▪ Spiritualitas menemukan.

▪ *Agama tidak mentolerir pertanyaan apapun*.
▪Spiritualitas mempertanyakan segala hal. (teruskan baca perbedaan lainnya di bawah ini....👳👴👵👇)

https://bit.ly/3Jvqch7.

 ▪ Agama adalah manusia, ini adalah organisasi dengan peraturan2 manusia
▪Spiritualitas adalah Tuhan, tanpa aturan manusia.

▪ Agama adalah penyebab perpecahan.
▪Spiritualitas mengakibatkan  bersatu.

▪ Agama :  mencari kita supaya percaya.
▪ Spiritualitas : kita harus mencarinya untuk percaya.

▪ Agama mengikuti ajaran dari kitab suci.
▪ Spiritualitas mencari yang suci di semua kitab.

▪ Agama memanfaatkan Dan memberi makan ketakutan.
▪Spiritualitas memanfaatkan kepercayaan dan iman.

▪ Agama hidup dalam pikiran.
▪ Spiritualitas hidup dalam kesadaran.

▪ Agama berhubungan dengan melakukan dan orang lain
▪ Spiritualitas berhubungan dengan renungkan dan diri sendiri

▪ Agama memberi makan ego.
▪ Spiritualitas mendorong untuk melampaui.

▪ Agama membuat kita meninggalkan dunia untuk mengikuti Tuhan.
▪ Spiritualitas membuat kita hidup di dalam Tuhan, tanpa meninggalkan dunia / kita

▪ Agama adalah liturgi.
▪Spiritualitas adalah meditasi.
▪ Agama hidup di masa lalu dan di masa depan.
▪ Spiritualitas hidup di masa sekarang.

▪ Agama mengisi kita dengan mimpi kemuliaan di surga.
▪Spiritualitas membuat kita hidup dalam kemuliaan dan surga di sini dan saat ini.

▪ Agama menciptakan _cloisters_ dalam ingatan kita.
▪Spiritualitas membebaskan kesadaran kita.

▪ Agama membuat kita percaya akan kehidupan kekal.
▪Spiritualitas membuat kita *sadar* akan kehidupan kekal.

▪ Agama menjanjikan kehidupan setelah kematian.
▪Spiritualitas adalah menemukan Tuhan di dalam batin kita selama hidup dan setelah mati.

▪Kami bukan manusia yg mengalami pengalaman spiritual.
▪Kami adalah makhluk spiritual yg mengalami pengalaman manusia.

(Source : gov3.blogspot com )
Bagaimana Pendapat Anda Silakan Berikan Komentar Pada Akhir Tulisan ini.
NAUSKA - Nasihat Usaha Dan Karya
IniOK.com
https://bit.ly/3Jvqch7.

Tuesday, January 12, 2021

Orang Yang Paling Bahagia, Mayoritas Warga Tak Lagi Menganggap Agama Itu Penting, Mengapa Hal Ini Terjadi Pada Top 10 Negara

 

*Orang Yang Paling Bahagia, Mayoritas Warga Tak Lagi Menganggap Agama Itu Penting, Mengapa Hal Ini Terjadi Pada Top 10 Negara*

(_*Denny JA*_)
Salah satu renungan Jalaludin Rumi  "Agamaku adalah cinta. Setiap hati itu rumah suciku."
 
*Bagaimana menjelaskan pertanyaan yang menjadi judul esai di atas?*

*Itulah hal ihwal berulang-ulang penulis renungkan*. *Dua data lengkap lebih dari seratus negara baru selesai dibaca*.

*Dua set data ini hasil dari lembaga riset kredibel*. Jejak lembaga tersebut diketahui dan dipuji kalangan akademisi.

*Yang satu dikerjakan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)* sendiri, melalui Sustainable Development Solution Network (SDSN). Sudah terbit rangking 153 negara berdasarkan kebahagiaan warga negara, tahun 2020.

Dalam menyusun rangking ini, *SDSN menggunakan data survei dunia Gallup World Poll* dan World Values Survey.

*Satu lagi set data juga dari Gallup Poll*, tahun 2009. Data ini membuat list negara berdasarkan pertanyaan "seberapa penting agama dalam hidupmu?"

*Dua set data itu berdiri sendiri-sendiri.* *Yang satu tidak untuk menjelaskan yang lain.*

Tapi jika kita periksa hasilnya, dan dipadukan, Wow! Top 10 negara yang warganya paling bahagia tak lagi menganggap agama itu penting dalam hidupnya.

*Benarkah?*

*Baiklah kita mulai dengan dua riset* itu dahulu. (teruskan baca hasil survey penting di bawah.... 👪👭👮👴👸👇)
-000-
Sejak tahun 2012, PBB melalui SDSN memulai cara lain mengukur pertumbuhan satu negara. 

Manusia tak hanya hidup dari roti. Sangat tidak komprehensif jika mengukur kemajuan sebuah negara semata dari kemajuan ekonomi.

Juga sudah dikembangkan Human Development Index (HDI). Ukuran pertumbuhan negara dilihat lebih multi dimensional. Tak hanya sisi ekonomi yang dinilai, tapi juga kesehatan, pendidikan, bahkan kualitas pemerintahan.

Di tahun 2012, HDI pun dianggap belum memadai. Fokus harus lebih kepada kebahagiaan warga negara. Apa guna semua pembangunan jika warga tak bahagia?  Bukankah kebahagiaan adalah makna hidup terdalam?

Dan biarlah warga negara itu sendiri yang menilai kebahagian melalui self claim. Jangan para ahli yang mengklaim.

Mereka pun ditanya: bapak ibu, saudara-saudari, apakah anda merasa bahagia atau tidak bahagia? Mereka pun diberikan skala 0-10. Angka 10 untuk bahagia paripurna. Angka 0 untuk tak bahagia yang total.

Lalu para ahli berbagai bidang, mulai dari ekonomi, sosiologi, pendidikan hingga psikologi memperkaya temuan itu.

Sejak tahun 2012, List dan laporan yang diberi nama World Happiness Report sudah dipublikasi. Di tahun 2020, ini report tahunan ke delapan.

Sebanyak 153 negara dinilai dan dibuatkan rangking. Indonesia, misalnya, berada di rangking ke-84, dengan nilai rata rata skor: 5.286.

Top 10 negara yang warga negara bahagia tahun 2020, dan skornya sebagai berikut: (1)

1. Finlandia (7.809)
2. Denmark (7.646)
3. Switzerland (7.560)
4. Iceland (7504)
5. Norway (7488)
6. Netherlands (7449)
7. Sweden (7353)
8. New Zealand (7300)
9. Austria (7294)
10. Luxembeg (7238)

Sepuluh negara paling bahagia didominasi oleh negara skandinavia (Nordic countries).
-000-
Data set kedua sama sekali berbeda. Data ini dari Gallup Poll untuk kategoti seberapa penting agama itu dalam persepsi warga.

Pertanyaannya sederhana saja: Apakah agama itu penting dalam hidupmu sehari hari? Is religion important in your daily life?

Jawabannya hanya Yes atau NO. Namun ada pula yang tak menjawab, atau menjawab tak tahu.

Berdasarkan jawaban itu, di tahun 2009, Gallup Poll menyusun list negara berdasarkan prosentase Yes.

Maka tersusunlah list 149 negara, dalam berbagai kategori. Yang paling puncak, di atas 90 persen warga negara menyatakan agama penting dalam hidupnya sehari-hari.

Yang paling rendah, di bawah 40 persen menyatakan agama itu penting dalam hidupnya sehari- hari. Alias mayoritas menganggap agama tak lagi penting dalam kehidupan sehari- hari.

Kitapun mendapatkan peta dunia di era Google. Di negara mana saja yang penduduknya menganggap agama itu penting, di atas 50 persen? Bahkan di atas 90 persen?

Contoh list negara yang menyatakan agama itu penting 90 persen ke atas, misalnya India, Arab Saudi, Mesir, Filipina, Indonesia.

Contoh list negara yang tak menganggap agama penting, di bawah 40 persen, misalnya Jepang, Hongkong, Perancis, Inggris dan Australia.
https://nasihat.iniok.com/2021/01/mengapa-top-10-negara-paling-bahagia.html
-000-

Sekarang kita padukan dua data di atas. Untuk Top 10 negara yang paling warganya paling bahagia (World Happines Report, 2020), apakah penduduk di negara itu menganggap agama penting dalam hidup mereka sehari hari (Important of Religion by Countries, Gallup Poll, 2009). (2)

Di bawah ini, rangking top 10 negara yang membuat warga bahagia. Di sampingnya prosentase seberapa penting agama bagi hidup sehari- hari mereka.

1. Finlandia  (28 persen)
2. Denmark (19 persen)
3. Switzerland (41 persen)
4. Iceland (tak ada data)
5. Norway (22 persen)
6. Netherlands (33 persen)
7. Sweden (15 persen) 
8. New Zealand (33 persen)
9. Austria (55 persen)
10. Luxembeg (39 persen)

Delapan dari sembilan negara yang  warganya paling bahagia, mayoritas warganya tak menganggap agama hal yang penting dalam hidupnya. Hanya satu, di Austria saja, yang di atas 50 persen warga menganggap agama penting.

Di Swedia bahkan hanya 15 persen populasi menganggap agama itu penting. Juga di Denmark hanya 19 persen menganggap agama itu penting.

Jika dibuat rata rata negara di atas hanya 31.6 persen dari penduduk di berbagai negara itu menganggap agama penting. Dengan kata lain, mayoritas warga negara yang paling bahagia di dunia, tak menganggap agama penting dalam hidup mereka sehari- hari.

Bagaimana dengan negara yang menganggap agama penting di atas 90 persen? Bagaimana tingkat bahagia warga di negara itu?

Saya ambil contoh pusat agama yang berbeda- beda. Dalam tanda kurung, masing masing nama agama mayoritas. Di sampingnya data berapa persen warga menganggap agama penting di negara itu. Di sampingnya lagi, bagaimana rangking negara tersebut berdasarkan kebahagian warga negara.

1. India (Hindu, 90 persen, 144)
2. Philipines (Katolik, 96 persen, 52)
3. Arab Saudi (Islam, 93 persen, 27)
4. Thailand (Budha, 97 persen, 54)
5. Indonesia (Islam, 99 persen: 84)

Untuk negara yang mayoritas penduduknya menganggap agama penting, di atas 90 persen populasi, baik agama Islam, Katolik, Hindu hingga Budha, kebahagian warga negaranya sedang- sedang saja hingga buruk.

Di India, 90 persen warga menganggap agama itu penting (mayoritas Hindu). Rangking bahagia negara itu berada di papan bawah: 144 dari 153 negara yang disurvei.

Di Indonesia, 99 persen warga mengganggap agama penting (mayoritas Islam), rangking bahagia warga ada di paruh papan tengah ke bawah: rangking 84 dari 153 negara yang disurvei.

Bagaimana menjelaskan fenomena ini? Mengapa warga negara yang paling bahagia di ruang publiknya tak lagi menganggap agama penting?
-000-
Tiga kunci menjadi penentu: Social Trust. Freedom to make life choice. Dan Social Support.

Social trust itu dapat dipahami sebagai keakraban warga negara. Jika sesama warna negara terbina kehangatan, saling percaya, perkawanan, terlepas apapun latar belakang identitas warga, itulah eko sistem ruang publik yang membuat nyaman.

Social trust akan rusak jika sebaliknya terjadi. Semangat kebencian, permusuhan, dinding yang tinggi, menjadi pemisah warga  negara.

Manusia kemudian tidak dinilai dari katakter dan prilakunya, tapi dari agama yang dipeluk, bahkan dari tafsir agamanya. Jika ini yang menjadi warna, keakraban warga negara sirna.

Ruang publik yang sektarian, yang diwarnai social hostilities, itu buruk untuk menciptakan social trust.

Di samping banyak sisi baiknya, prilaku beragama di kalangan yang fanatik, dengan kaca mata kuda, yang memonopoli Tuhan dan surga seolah hanya milik kelompoknya semata, yang mengembangkan spirit permusuhan, kebencian bagi yang berbeda tafsir dan agama, merusak social trust itu.

Fanatisme dan separatisme agama menjadi unsur yang memburukkan social trust. Semakin agama dalam semangat sempit di atas semakin tak berperan, semakin baik social trust itu.

Kedua, freedom to make life choice. Setiap warga dewasa akan nyaman jika ia dibiarkan "Be Yourself," sejauh ia tak melakukan pemaksaan dan kriminal.

Soal bagaimana life style yang dipilih, konsep Tuhan mana yang Ia yakini dari 4300 agama yang ada, itu sepenuhnya urusan ia pribadi.

Apa yang akan terjadi di akherat nanti, jika ia percaya, itu konsekwensi pribadi pula. Tak ada yang dapat mengambilh tanggung jawabnya ke Tuhan. Tidak ulama/pendeta. Tidak ormas. Tidak juga negara.

Ruang publik yang dipenuhi oleh ormas agama fanatik acapkali seolah olah menjadi juru bicara Tuhan alam semesta, main hakim sendiri, membakar atau menyegel rumah ibadah dari pemeluk tafsir agama yang berbeda. Ini yang merusak "Freedom to make life choice."

Sebaliknya, ruang publik yang semakin tidak diwarnai ormas agama yang main hakim sendiri, yang membebaskan individu "Be Yourself," ia lebih sesuai dengan zaman yang beragam.

Ketiga, social support. Setiap warga negara akan lebih nyaman jika ada support dari lingkungan. Ini terutama menyangkut program kesejahteraan warga negara yang diupayakan pemerintah.

Itu mulai dari program kesehatan, pendidikan, hingga tunjangan bagi ekonomi lemah. 

Social support ini lebih bisa diberikan oleh negara yang berpenghasilan tinggi. Ini lebih ke dimensi ekonomi.

Tapi memang pada negara yang kuat ekonominya, yang tumbuh karena industri, umumnya warga tak lagi menganggap agama itu penting.

Tiga variabel di atas menjelaskan. Mengapa justri pada negara yang ruang publiknya tak lagi diwanai agama, yang mayoritas warga menganggap agama tak lagi penting dalam hidupnya, mereka justru paling bahagia.
https://nasihat.iniok.com/2021/01/mengapa-top-10-negara-paling-bahagia.html
-000-

Lalu burukkah pengaruh agama di
ruang publik berdasarkan data di atas?

Jawabnya penulis: itu tergantung dari bagaimana agama ditafsirkan.

Yang buruk itu adalah tafsir agama yang "main hakim sendiri," membenarkan elemen kekerasan, dan menyebar sentimen permusuhan.

Tapi agama seperti yang dikembangkan Jalaluddin Rumi, itu justru membawa kedalaman.

Jika agama yang dominan dipeluk ditafsir dengan spirit Rumi, justru spirit agama itu tak hanya memperkuat social trust dan freedom to make life choice. Ia juga membawa kita pada kebahagiaan otentik***
 
CATATAN

1. World Happiness Report 2020 di berbagai negara dapat dilihat di sini:

https://worldhappiness.report/ed/2020/

2. Gallup Poll 2009 soal list negara berdasarkan pentingnya agama: 

https://en.m.wikipedia.org/wiki/Importance_of_religion_by_country

Sumber tulisan Facebook DennyJA_World https://www.facebook.com/322283467867809/posts/3532483093514481/?d=n
COMMENT.IniOK.com    👇👇👇


Thursday, December 10, 2020

Nasihat Spiritual Dari Santri NU tentang TUHAN KOK BERANAK ?

"AISHA NURRAMDHANI," Santri NU menjelaskan dari  pandangan islamiyahnya mengenai olok-olok Riziek yang kelihatannya selalu  ragu pada imannya sendiri. Penjelasan dari MATA & PEMIKIRAN TEOLOGI seorang muslimah kepada muslim dan muslimah ini  buat saya luar biasa dan patut dibaca. 
THANK YOU AISHA! 
=======================
"TUHAN KOK BERANAK???"
(Penjelasan seorang Muslimah NU kepada Habib Rizieq & para Wahabi yang suka memancing keributan)

“Kalau Tuhan beranak, yang jadi bidannya siapa?”

Pertanyaan Habib Rizieq ini saya rasa lebih asyik untuk dibahas daripada pernyataan Ahok yang sudah jelas maksudnya apa, yaitu hanya mengkritisi politisi yang memanfaatkan ayat–ayat untuk kepentingannya sendiri.

Berbeda dengan pernyataan Ahok yang memang niatnya bukan menyinggung agama, tapi lebih kepada menyinggung politisi agama; pernyataan Habib Rizieq ini malah masuk ke dalam dan menyentuh dasar keimanan Kristen sendiri.

Namun sayang, sudah terlanjur basah tapi yang keluar hanya pertanyaan dangkal seperti itu. Pernyataan Habib Rizieq kemarin saya nilai tidak berbobot. Bobotnya tidak lebih dari kebanyakan salah paham muslim-muslim yang belum pernah belajar perbandingan agama sebelumnya. Muslim yang sama sekali tidak mengerti dengan apa yang ia bicarakan.

Dia masuk ke dalam, menyentuh dasar, tapi kualitasnya hanya setara dengan pertanyaan anak sekolah minggu / santri kecil. Muslimah seperti saya saja yang suka belajar agama bisa menjelaskannya dengan mudah.

Siapa sih Yesus itu?

Pertama–tama kita harus mengerti terlebih dahulu posisi Yesus di mata Kristiani. Ya, lepas dahulu kacamata Islam kita yang penuh dengan doktrin dan ayat-ayat Quran tentang nabi Isa agar dapat melihat dengan jelas perspektif Kristiani terhadap Yesus. (lepasin #perspektif islamnya, bukan lepasin #agama islamnya yach)

Bagi umat Kristen, Yesus adalah Tuhan yang berinkarnasi (=menjelma) menjadi manusia, bukan manusia yang diangkat menjadi Tuhan seperti yang selama ini disalah pahami ummat Muslim. (Red : menurut perspektif Kristen, manusia tak mungkin jadi Tuhan. Tapi Tuhan Maha Kuasa, tiada yang mustahil bagiNya, jadi Tuhan bisa menjelma menjadi apapun, termasuk menjadi manusia. Menyangkal bahwa Tuhan bisa menjelma menjadi manusia, berarti menyangkal Kemahakuasaan Tuhan)

Hal ini bukan tanpa dasar. Mereka melihat banyaknya nubuatan mengenai kedatangan Messiah, sang pembebas, Tuhan yang mengambil rupa manusia ini dari kitab Taurat, kitabnya para Yahudi. Kitab yang sama yang juga memuat cerita mengenai nabi Adam AS, nabi Ibrahim, dan nabi Musa AS.

Ummat Islam mungkin akan sulit mengerti ajaran Kristen mengenai kodrat ganda Yesus : "sepenuhnya insani" (kamil bi al-nasut), sekaligus "sepenuhnya ilahi" (kamil bi al-lahut) sebagai Kalimatullah.

Agar mengerti, kita mungkin dapat membandingkannya dengan ajaran Islam sendiri mengenai kitab suci al-Quran al-Karim

Bagaimanapun, sebenarnya konsep dalam Kristen ini juga ada dalam Islam, dengan posisi Yesus dalam iman Kristen dibandingkan sejajar dengan posisi al-Qur'an dalam iman Islam.

Perbandingannya bukan Yesus dengan nabi Muhammad. Karena dalam Islam, nabi Muhammad sekedar penerima Firman Allah, padahal dalam Kristen Firman-Nya adalah Yesus itu sendiri. Sebaliknya, posisi nabi Muhammad sejajar dengan Maria (Maryam), karena keduanya adalah "sarana turunnya Firman ke dunia" menurut keyakinan masing-masing.

Secara teologis, keperawanan Siti Maryam juga paralel dengan kebuta-hurufan nabi Muhammad (Nabi al-Ummi). Karena fakta bahwa Maria tetap perawan dan nabi Muhammad buta huruf, menegaskan kemurnian Firman Allah, tanpa intervensi atau campur tangan manusia

Jadi sebenarnya ada hubungan paralel antara keyakinan Kristen mengenai Firman Allah yang menjadi manusia dengan keyakinan Islam akan Kalam Allah yang kekal yang turun menjadi al-Qur'an atau nuzul al-Qur'an.

Kalau Yesus itu Tuhan/Firman Allah/Kalimatullah, kenapa dia butuh makan? Kenapa dia bisa mati? Kenapa.....

Salah satu hal yang sering menjadi olok-olok kepada kaum Nasrani adalah ketika orang awam membenturkan sifat keTuhanan Yesus dengan kodratnya sebagai manusia. Rata-rata karena mereka tidak paham sifat "sepenuhnya insani" (kamil bi al-nasut) dan "sepenuhnya ilahi" (kamil bi al-lahut) yang dimiliki Yesus diatas.

Yesus adalah 100% Allah (dlm kapasitasnya sbg Firman Tuhan) namun juga 100% manusia (dlm fisik insaninya). Sama persis dengan Al Quran yang 100% Kalimatullah dan 100% buku.

Secara fisik mungkin buku tersebut dapat rusak, robek, atau bahkan terbakar sampai habis, bukan? Namun ketika Al Quran rusak secara fisik, apakah artinya Firman Allah juga telah rusak? Tentu tidak.

Yesus pun dalam rupanya sebagai manusia tentu dapat mengalami kerusakan secara fisik - merasakan rasa sakit, lapar, mati (namun bangkit lagi). Tapi kerusakan secara fisik tentu tidak berpengaruh apa-apa terhadap statusnya sebagai Firman Allah. Apalagi sampai hal-hal fisik ini dipandang sebagai bukti bahwa Yesus bukan Firman Allah.

Mungkin lho ya, olok-olok kaum awam ini dipandang oleh umat Nasrani sebagai hal yang tidak lucu sama sekali sekaligus menyedihkan. Bukan, bukan karena mereka sedang tersinggung sehingga merasa olok-olok itu tidak lucu. Tetapi lebih kepada rasa miris karena mengetahui pemahaman pengolok-olok itu terlalu dangkal.

Sama mirisnya ketika kita kedatangan orang yang niatnya menghina Al Quran yang kebetulan ketumpahan kopi: “Iiihh.... Kok lucu sih Firman Allah bisa rusak ketumpahan kopi? Bukan Firman Allah tuh namanya kalau bisa rusak!”.

Kalau kamu dengar olok-olok itu apakah kamu tersinggung? Apakah menurutmu olok-olok itu lucu? Tentu tidak. Kita tidak merasa lucu bukan karena kita merasa tersinggung. Kita merasa tidak lucu karena memang olok-olok itu sangat menyedihkan. Menggunakan sifat2 fisik sebuah buku untuk menyangkal Quran sebagai Kalimatullah adalah sesuatu yang sangat tidak nyambung. Ini menunjukkan dengan jelas kapasitas dan volume otak si pengolok.

Konsep ‘Dualisme’ Yesus (Kalimatullah-manusia) dan Quran (Kalimatullah-buku) ini juga bukanlah sebuah konsep yang dibuat-buat hingga terkesan unik bin antik, dimana suatu hal ternyata dapat memiliki 100% sifat A namun sekaligus juga memiliki 100% sifat B (sesuatu yang menjadi anggota himpunan sifat A dan B yang saling lepas).

Dalam dunia science, cahaya juga memiliki sifat 100% partikel namun secara bersamaan juga memiliki sifat 100% gelombang. Tapi bagaimanapun juga, kita tidak bisa membenturkan segala hasil eksperimen yang menunjukkan bukti cahaya adalah partikel untuk menyangkal fakta bahwa cahaya juga merupakan gelombang. Begitupun sebaliknya.

Hal ini karena memang tidak nyambung. Yang mau diuji apa, parameternya apa
Ibarat kita yang adalah 100% anak ibu, namun juga merupakan 100% anak dari bapak kita. Fakta bahwa hidung kita mirip ibu tidak lantas bisa dipertentangkan untuk menyangkal bahwa kita bukan anak dari bapak. Begitupun dengan fakta bahwa mata kita yang mirip bapak tidak bisa dijadikan bukti bahwa kita bukan anak dari ibu.

Lebih tepat kalau mau mempertanyakan Yesus adalah Tuhan atau bukan, ujilah apakah Ia pernah berbuat dosa atau tidak (karena kodrat manusia adalah berdosa). Dengan unsur Ilahi pada beliau, adakah mukjizat besar yang Ia perbuat dimana mukjizat ini hanya bisa dilakukan Allah sendiri? Membuat sesuatu menjadi mahkluk hidup, misalnya. Dst, dst.

Sama halnya dengan jika kita ingin menguji Al Quran adalah Firman Allah atau bukan. Ujilah apakah Al Quran pernah bertentangan dengan sifat kemanusiaan atau tidak. Apakah ada ayat Al Quran yang isinya memerintahkan perbuatan jahat, seperti mencuri atau membunuh misalnya. Dst, dst.

Lantas waktu Yesus turun ke dunia siapa yang ngatur alam semesta?

Mengatur alam semesta tidak ada hubungannya dengan hadirnya Yesus di dunia. Kita ummat Islam juga percaya kan bahwa Allah memiliki sifat omnipotent (maha kuasa) dan omnipresent (maha hadir).

Begitupun dengan umat Kristiani. Saat kita percaya bahwa Allah sedang hadir menjawab doa kita sekarang, tentu tidak perlu menyangsikan kemampuanNya dimana pada saat yang bersamaan Ia juga bisa hadir di tengah-tengah saudara kita di belahan dunia lain. Bukankah Allah itu Maha Kuasa?

Apakah benar Yesus adalah anak biologis Tuhan?

Teman-teman harus paham bahwa ummat Nasrani memiliki pemahaman yang sama dengan Islam, yakni Tuhan itu tidak beranak.

Bible tidak mengajarkan Allah melakukan hubungan biologis dengan Maryam sehingga melahirkan allah baru, yaitu Tuhan Yesus Kristus. Inilah pemahaman sebagian umat Muslim yang salah.

Banyak dari mereka menganggap Tuhannya Nasrani itu ada 3: Tuhan Bapa, Tuhan Istri (Maryam), dan Tuhan Anak (Yesus). Mereka yang mempunyai pemahaman demikian, bahwa Yesus anak biologis Tuhan, sulit membedakan antara bahasa figuratif dan bahasa harfiah.
Tapi anehnya, bila mendengar kalimat “Muhammad adalah kekasih Allah” mereka tahu ungkapan tersebut hanya kiasan, sedangkan saat mendengar kata “Anak Tuhan” mereka langsung mengartikannya secara harfiah.

Kiranya kita mengerti bahwa Bible dan orang Nasrani manapun (bahkan bid’ah Nasrani paling melenceng seperti Saksi Yehuwa atau Mormon sekalipun) tidak ada yang mengajarkan Isa Al-Masih adalah hasil hubungan biologis antara Allah dan Siti Maryam!

Kalau Yesus bukan anak biologis Tuhan, trus kenapa dia disebut “Anak Tuhan”?

Anak Tuhan itu hanyalah istilah, sayang. Sama halnya dengan anak kunci atau anak tangga. Kunci dan tangga tidak melahirkan anak kunci dan anak tangga bukan?

Istilah “Anak Tuhan” disematkan kepada Yesus dalam kapasitasnya sebagai manusia. Patut dipahami oleh ummat Islam bahwa istilah anak Tuhan tersebut tidak hanya terbatas untuk Yesus saja. Tiap individu umat Nasrani menyebut dirinya anak Tuhan, oleh karena itu mereka memanggil Tuhan mereka dengan sebutan “Bapa”. Istilah anak dan Bapa ini digunakan untuk menunjukkan kedekatan ummat Nasrani dengan Tuhannya. Layaknya seorang bapak yang memelihara, membimbing, melindungi, dan mendisiplinkan anaknya, begitu pula sikap Tuhan pada ummatNya.

Akhirul kalam, seperti itulah Yesus. Bagi umat Nasrani dia adalah Tuhan yang menjelma menjadi manusia. Jadi tidaklah heran dalam dirinya terkandung atribut-atribut illahi yang tidak dimiliki oleh siapapun, bahkan oleh nabi manapun, seperti dapat menghidupkan orang mati.

Pun demikian, sosoknya tidaklah lepas dari sifat-sifat kemanusiaan (karena Ia memang menjelma menjadi manusia) seperti dapat merasakan rasa sakit, kantuk, lapar, sekaligus atribut anak Tuhan juga tersemat padanya, sebagaimana umat Nasrani mengenal Allah.

Sementara itu, kita ummat Islam memandang Yesus adalah suci (QS 19:19), dapat meniupkan nafas kehidupan pada tanah liat hingga menjadi burung (QS 3:40), dan banyak hal senada lainnya.

Hendaknya dari hal-hal yang sudah saya paparkan diatas dapat membantu teman-teman untuk memahami iman saudara kita yang beragama Nasrani, sehingga rasa saling menghormati dapat lebih terjalin. Aamiin..

=============
Renungan 

            *Pesan berharga dari Imam Syafi'i...*

      Imam syafi'i adalah imam  mazhab yang sangat luas pengetahuan ilmunya. Beliau ra umur 7 tahun sudah menghafalkan Alquran, sampai sekarang ajaran-ajaran dari ilmu Imam Syafi'i masih menjadi hampir mayoritas di tanah air Indonesia. Namun pesan-pesan beliau yang harus kita perhatikan salah satunya adalah..

1. "Bila kau tidak mau merasakan lelahnya belajar, maka kau akan menanggung pahitnya kebodohan" (Imam Syafi'i).. 

2. "Jangan cintai orang yg tidak mencintai Allah, kalau Allah saja ia tinggalkan, apalagi kamu" (Imam Syafi'i).. 

3. "Barangsiapa yang menginginkan husnul khatimah, hendaklah ia selalu bersangka baik dengan manusia" (Imam Syafi'i).. 

4. "Doa disaat tahajud adalah umpama panah yang tepat mengenai sasaran" (Imam Syafi'i).. 

5. "Ilmu itu bukan yang dihafal tetapi yang memberi manfaat" (Imam Syafi'i).. 

6. "Siapa yang menasihatimu secara sembunyi-sembunyi, maka ia benar-benar menasihatimu. Siapa yang menasihatimu di khalayak ramai, dia sebenarnya menghinamu" (Imam Syafi'i).. 

7. "Berapa banyak manusia yang masih hidup dalam kelalaian, sedangkan kain kafan sedang di tenun" (Imam Syafi'i).. 

8. "Jadikan akhirat dihatimu, dunia ditanganmu dan kematian dipelupuk matamu" (Imam Syafi'i).. 

9. "Berkatalah sekehendakmu untuk menghina kehormatanku, diamku dari orang hina adalah suatu jawaban.. Bukanlah artinya aku tidak mempunyai jawaban, tetapi tidak pantas bagi singa meladeni anjing" (Imam Syafi'i).. 

10. "Amalan yang paling berat diamalkan Ada 3 (tiga). 1. Dermawan saat yang dimiliki sedikit.. 2. Menghindari maksiat saat sunyi tiada siapa-siapa.. 3. Menyampaikan kata-kata yang benar dihadapan orang diharap atau ditakuti" (Imam Syafi'i).. 

11. "Orang yang hebat adalah orang yang memiliki kemampuan menyembunyikan kemeralatannya, sehingga orang lain menyangka bahwa dia berkecukupan karena dia tidak pernah meminta" (Imam Syafi'i).. 

12. "Orang yang hebat adalah orang yang memiliki kemampuan menyembunyikan amarah, sehingga orang lain mengira bahwa ia merasa redha" (Imam Syafi'i).. 

13. "Orang yang hebat adalah orang yang memiliki kemampuan menyembunyikan kesusahan, sehingga orang lain mengira bahwa ia selalu senang" (Imam Syafi'i).. 

14. "Apabila engkau memiliki seorang sahabat yg membantumu dan menasihatimu dalam ketaatan kepada Allah, maka genggam eratlah ia, jangan engkau lepaskan.. Karena mendapatkan seorang sahabat yang baik adalah perkara yang sulit, sedangkan melepaskannya adalah perkara yang mudah" (Imam Syafi'i).. 
Semoga bermanfaat wal barakah

Wednesday, November 11, 2020

Jangan Remehkan Orang2 T0lol Dalam Jumlah Yang Besar ! - G Carlin

Jika kamu ingin menguasai orang t0lol, bungkuslah sesuatu yang batil dgn kemasan agama. 
-Ibn Rusyd (Averroes)

Jgn remehkan orang2 t0lol dalam jumlah  jumlah besar. 
G Carlin

Jika kalian yg yg masih waras diam saja  negara ini bisa jadi seperti di Suriah, Afganistan, Lybia dll 

Sebuah buku berjudul "Taliban", penulisnya Ahmed Rashid seorang wartawan:

Dia menulis, "Kelompok fanatik Taliban berkuasa di Afghanistan, karena para kaum terpelajar memilih untuk diam. Dan ketika Taliban menang, kelompok pertama yang diburu oleh mereka adalah kaum terpelajar yang memilih diam.."

De massa is een kudde dier.
Massa adalah segerombolan binatang ! 

Email : fellyginting95@gmail.com

Name

Email *

Message *