Latest News

Friday, August 7, 2020

Setelah ledakan, Lebanon mohon pertolongan pada Santo Charbel


         Ledakan besar yang mengguncang pelabuhan Beirut, Lebanon, Selasa 4 Agustus 2020, hingga saat ini telah menewaskan 135 orang dan melukai 5000 lainnya. Para pemimpin umat kristen di Lebanon dan di seluruh dunia menyerukan agar kita mendoakan negeri itu.
          Enam puluh persen penduduk Lebanon beragama Islam, kurang lebih terbagi secara merata antara penganut Sunni dan Syiah. Sedangkan 35% beragama Kristen, sebagian besar penganut Kristen Maronit Katolik, Gereja Timur yang mengakui Paus.

 Tak ayal lagi ledakan tersebut membangkitkan kembali devosi umat Katolik Lebanon pada St. Charbel Makhlouf, pelindung negeri Lebanon.
         Raymond Nader, presiden Liban Message Movement (Gerakan Pewartaan Lebanon), yang pernah mendapatkan stigmata berupa berupa tanda bekas jari-jemari di lengan kirinya (yang dipercaya berasal dari St. Charbel), mengatakan ia pasti akan mohon perantaraan St. Charbel Makhlouf  mengingat situasi yang mengerikan ini.
        Menurut Romo Louis Matar, koordinator Tempat Ziarah St. Charbel di Annaya, Lebanon, St. Charbel Makhlouf yang hidup dari tahun 1828 sampai 1898, menghabiskan sebagian besar hidupnya sebagai biarawan dan pertapa. Ia dikenal di Lebanon karena berbagai penyembuhan ajaib pada orang-orang yang mengunjungi makamnya untuk meminta pertolongannya - baik orang Kristen maupun Muslim. Tempat ziarah tersebut dikunjungi sekitar empat juta orang setiap tahunnya, baik oleh orang Kristen maupun Muslim.(...teruskan baca sangat menarik...di bawah ini... )
[https://nasihatcanggih.blogspot.com/2020/08/setelah-ledakan-lebanon-mohon.html]

         Romo Matar, yang bertanggung jawab untuk mengarsipkan ribuan penyembuhan yang sudah diverifikasi secara medis berkat lewat perantaraan St. Charbel Makhlouf,  mengatakan bahwa banyak penyembuhan ajaib juga dialami oleh umat Islam.
        Sejak tahun 1950, saat dimulainya pencatatan mujizat penyembuhan itu secara resmi, mereka telah mengarsipkan lebih dari 29.000 mujizat penyembuhan, demikian kata Romo Matar. Sebelum tahun 1950, mukjizat hanya diverifikasi melalui kesaksian seorang imam. Sekarang, dengan teknologi medis yang lebih maju, mukjizat tersebut harus dilengkapi dokumen medis yang menunjukkan kondisi penyakit orang tersebut sebelum dan sesudah mohon pertolongan St. Charbel, untuk membuktikan pemulihan kesehatan yang secara medis sulit dijelaskan.

       Salah satu mukjizat yang didokumentasikan oleh Romo Matar pada bulan Desember 2018 adalah seorang wanita Italia berusia 45 tahun. Menderita penyakit saraf, ia dirawat di rumah sakit setelah diketahui ia mencoba bunuh diri dengan mengonsumsi zat asam. Di rumah sakit, para dokter menemukan bahwa kerusakan pada kerongkongan dan ususnya begitu luas (akibat zat asam yang dikonsumsinya), "cara terakhir untuk menyembuh kannya adalah percaya pada Tuhan dan berdoa," komentar Romo Matar.
        Orang tua wanita itu mulai berdoa, dan mengajak orang lain untuk berdoa bersama mereka. Seorang suster dari Gereja Katolik Maronit mendengar tentang permintaan doa dan memberi mereka minyak suci dari tempat ziarah St. Charbel. Setelah orang tuanya mengoleskan minyak ke perut, dada, dan kepala wanita yang menderita itu, wanita itu pun sembuh.
        “St. Charbel Markhlouf adalah sarana untuk menggapai Tuhan,” kata Romo Matar.

         Tempat ziarah St. Charbel Makhlouf ada di Biara St. Maron, Annaya, Lebanon, tempat Santo Charbel tinggal dan mengabdi selama 19 tahun dengan bertekun dalam doa, kerja kasar, dan keheningan kontemplatif. Di samping biara itu terdapat pertapaan tempat ia bertapa dengan ketat dalam persatuan yang mendalam dengan Tuhan.
         Di biara itu, peziarah dapat mengunjungi gereja yang dibangun pada tahun 1840, museum kecil dengan artefak dan peninggalan dari Santo Charbel, dan situs kuburan pertamanya. Makam St. Charbel, sejak 1952, terletak di dalam kapel mirip gua yang dibangun di dalam kawasan itu.
        Karena devosinya yang mendalam pada kehadiran Tuhan dalam Ekaristi, ia menderita stroke saat merayakan Ekaristi di Gereja Katolik Maronit pada 16 Desember 1898, dan wafat pada malam Natal tahun itu. Ia dikanonisasi pada tahun 1977 oleh Paus Paulus VI.

Sumber: Catholic News Agency
https://www.catholicnewsagency.com/news/after-beirut-explosion-lebanon-turns-to-st-charbel-51853
[[https://nasihatcanggih.blogspot.com/2020/08/setelah-ledakan-lebanon-mohon.html]]

No comments:

Post a Comment

Email : fellyginting95@gmail.com

Name

Email *

Message *