Latest News

Thursday, July 16, 2020

YANG WARAS JANGAN DIAM, KEINDONESIAAN KITA SUDAH SAMPAI TAHAP MENGKHAWATIRKAN


Jumlah Dosen di negara kita Indonesia berdasarkan data Kemdikbud sampai 2019 tercatat 280.000 orang dan yang S3 ada 39.000 orang. Pertanyaannya sekarang, berapa banyakkah Dosen yang aktif di medsos membela kebenaran seperti Ade Armando?

Sesuai fakta data tidak banyak dosen di Indonesia yang aktif di medsos membela kebenaran, terlalu sedikit. Padahal para dosen ini bisa menulis dengan baik membuat artikel secara keilmuan/ilmiah, tetapi kenapa mereka tidak aktif bermedsos? Jika saja 10% dari dosen yang baik ini mau aktif membela kebenaran dan berani melawan hoax dan radikalisme, maka medsos lebih dapat dikuasai oleh orang waras dan inilah yang diperlukan negara kita.

Kita memerlukan dosen²  yang baik dan aktif bermedsos, yang berani membela kebenaran, yang tidak takut meskipun diancam dan dilaporkan seperti Ade Armando, Syafiq Hasyim, Nadirsyah Hosen, Sumanto Al Qurtuby dan beberapa yang lain. padahal Nadirsyah dan Sumanto tidak mengajar di Indonesia, tetapi mau aktif membela kebenaran, menulis secara keilmuaan.

Kementerian Agama menyebutkan bahwa pada tahun 2020 jumlah pesantren di Indonesia berjumlah 28.194 buah, dengan jumlah santri yang mondok dan tidak mondok sejumlah 18 juta orang. Pertanyaannya sekarang, ada berapa banyak ulama yang baik berani membela kebenaran secara aktif di medsos baik di FB, Youtube, IG dan Twitter? Seperti Nadirsyah Hosen, Ahmad Ishomuddin, Akhmad Sahal, anak² alm. Gus Dur, dll.? Kenapa ulama²/ustadz² yang muda tidak banyak aktif di medsos?

Yang kita tahu tidaklah banyak. Jika kita buka Youtube maka ada banyak ulama yang baik, lebih banyak lagi ulama jahat/radikal, tetapi sayangnya sebagian ulama baik berdakwah dengan menggunakan bahasa daerah yang sebagian masyarakat tidak mengerti (seperti yang pernah dikeluhkan seorang netizen kepada Nadirsyah Hosen). Sedangkan ulama jahat/radikal memakai bahasa Indonesia lengkap dengan fitnah dan caci makinya.

Dan akhirnya beberapa hari yang lalu Nadirsyah Hosen pun katanya pamit dari medsos, jika berita ini benar maka kita mengucapkan turut berduka cita, satu lagi orang baik yang berilmu mundur dari medsos untuk membela kebenaran. Sangat disayangkan, semoga hanya sementara.

Berdasarkan laporan terbaru We Are Social pada tahun 2020 disebutkan bahwa ada 175,4 juta pengguna internet. Menurut data riset dari portal diskon online Cupo Nation pada 2019 sampai bulan April saja pengguna FB di Indonesia mencapai 120 juta, terbesar no. 4 di dunia.

Menurut Kepolisian penyebaran paham radikal di medsos itu sangat gencar, 90℅ pengikut JAD dibaiat secara online. Jadi jangan heran jika ada survei terhadap pelajar di Sleman dan yang paling banyak ditonton di Youtube adalah ceramah ustadz radikal.

Kita ingin orang² baik dari semua kalangan supaya aktif di medos, seperti dosen, ulama, dll. Semua itu untuk melawan kaum radikal yang gencar menyebarkan radikalisme, hoax dan fitnah, di medsos maupun dunia nyata. Mereka gencar menyebarkan radikalisme dan tidak henti²nya berdemo dengan mempolitisasi agama dan bertopeng agama. Terus menerus membenturkan agama, seperti yang terakhir demo mereka tentang RUU HIP.

Maka dari itu yang waras jangan diam, jumlah mereka yang tidak waras ini sebenarnya juga tidaklah banyak hanya suara mereka saja yang berisik. Tetapi banyak memberikan pengaruh kepada pikiran² masyarakat awam. Sehingga banyak pula masyarakat telah dirasuki faham² radikal ketimbang faham moderat. Jika mereka dibiarkan maka akan terus berkembang biak radikalisme di tanah air ini. Dan jika orang² waras diam maka orang² jahat akan berkuasa.
Salam Waras! 🙏
#HaiOrang2Waras
#BangkitlahBermedsos
#LawanKetidakwarasan
[https://nasihatcanggih.blogspot.com/2020/07/yang-waras-jangan-diam-keindonesiaan.html]

No comments:

Post a Comment

Email : fellyginting95@gmail.com

Name

Email *

Message *