Latest News

Saturday, June 13, 2020

Kisah Nyata Ompung Mendapat Berkat Dari Anak SD


*Cerita Ini Sangat Menginspirasi*

Seorang _Ompung_ (Nenek tua)  menawarkan dagangannya, kue tradisional khas Toba yaitu Lampet.
Satu plastik harganya sepuluh ribu rupiah. Aku sebetulnya tidak berminat, ... tetapi... karena kasihan aku beli satu plastik.

Si Ompung penjual lampet terlihat letih dan duduk di teras tak jauh dariku. Kulihat masih banyak dagangannya.

Rasa _Lampet_ nya cukup enak.

Sayapun tergerak... Untuk... beli lagi buat oleh" orang di rumah.

Saya Beli lagi... Saya keluarkan uang 100.000, Saya Beli lagi Ompung... ( Saya beli 10 plastik... kasih bonus 1 ya Ompung )
Si Ompung tersenyum dan ditambah 1 plastik lagi... Jadi dapat 11 plastik.

Tak lama kemudian kulihat seorang anak lelaki dari komplek sekolah itu mendatangi si nenek.
Aku perkirakan bocah itu baru murid kelas satu atau dua yang sekolah di SD Inpres tersebut.

Dialognya dengan si Ompung jelas terdengar dari tempat aku duduk.

“Berapa harganya Ompung ?”
“Satu plastik kue sepuluh ribu, nak”, jawab si Ompung.

Anak kecil itu mengeluarkan uang lima puluh ribuan dari kantongnya dan berkata :

Saya beli 5 plastik, ini uangnya, ... tapi ...
buat Ompung aja kuenya... kan bisa dijual lagi...

Si Nenek yg dipanggil Ompung jelas sekali terlihat ber-binar" matanya, sambil berkata...

“Ya Tuhan, terima kasih  banyak nak...
Puji Tuhan... karena Tuhan telah mengabulkan Doa saya utk bisa beli obat pahompuku yg sedang sakit.” Si Ompung langsung jalan.

Refleks aku panggil anak lelaki itu.

“Siapa namamu ? Kelas berapa?”
“Nama saya *Parasian Mardongan Sihombing*, kelas 3, Pak”, jawabnya sopan.

“Uang jajan kamu sehari lima puluh ribu rupiah ?'”

” Oh... tidak Pak, saya dikasih uang jajan sama papa sepuluh ribu sehari. ... tapi... saya tidak pernah jajan, karena saya juga bawa bekal makanan dari rumah.”

“Jadi yang kamu kasih ke Nenek tadi tabungan uang jajan kamu ? tanyaku semakin tertarik.

“Betul Pak, agar setiap seminggu sekali saya bisa sedekah Lima puluh ribu rupiah.
Dan sesudah itu saya selalu berdoa agar saya diberi keberhasilan karena ibu saya sudah meninggal😥"

Aku pegang bahu anak itu :

” Sejak kapan Ibumu meninggal, *Mardongan ?”*
“Ketika saya masih TK kecil, Pak”

Tak terasa air mataku menetes :

“Hatimu jauh lebih mulia dari aku Mardongan, ini aku ganti uang kamu yg Lima puluh ribu tadi ya... "

kataku sambil menyerahkan selembar uang seratus ribuan ke tangannya.

Tapi dengan sopan anak itu menolak dan berkata :

“Terima kasih banyak, Pak...  Tapi... untuk keperluan Bapak aja, saya masih anak kecil tidak punya tanggungan... tapi...
Bapak punya keluarga... Saya pamit balik ke kelas Pak” katanya.

Sambil menyalami tanganku dan menciumnya.

“Tuhan menyertaimu nak ..”, jawabku lirih...

Aku pun beranjak pergi, tidak jauh dari situ kulihat si Ompung penjual lampet tadi ada di sebuah apotik.
Bergegas aku ke sana, kulihat si Ompung akan membayar obat yang dibelinya.

Aku bertanya kepada kasir berapa harga obatnya ? Kasir menjawab : ”sembilan puluh ribu rupiah..”

Aku serahkan uang yang ditolak anak kecil tadi ke kasir : ” Ini saya yang bayar... Kembaliannya berikan kepada si Ompung ini..”

“Ya Tuhan... !"
Pak…

Belum sempat si Ompung berterima kasih, aku sudah bergegas meninggalkan apotik... dengan *AIR MATA* membasahi pipiku...

"karena saya menyesal... Mau membeli kue Nenek... tadi... tapi dengan pamrih... Minta bonus 1 "
..... sedangkan..... anak SD tadi..... memberkati..... dengan tulus..... ikhlas.....,
bahkan kuenya pun... diberikan kembali kepada si Ompung... untuk dapat dijual lagi.

Hari ini saya..... mendapat.....

*PELAJARAN BERHARGA* ..... bagaimana memberi dengan tulus, ikhlas.....

Sahabat..., ada kalanya seorang anak
*Lebih jujur
*Lebih tulus
*Lebih ikhlas
dari pada orang dewasa,

*KADANG....*
Tanpa disadari...
kita kadang lebih sering menawar... (habis habisan) jika belanja... di pasar.
Sekalipun kepada pedagang sayur nenek nenek tua / orang-orang  kecil..... tapi.....

Seringkali kita makan di Restauran mewah tidak pernah menyesal membayar walaupun mahal harganya.
Tapi dengan pedagang yang miskin kita seringkali berupaya menawar dagangan mereka, untuk dapat beli lebih murah.

Semoga Tuhan memberi Hikmat Kepada Kita Untuk Berbuat Kebaikan...
Horas...

🤝🤝🤝🙏🙏

No comments:

Post a Comment

Email : fellyginting95@gmail.com

Name

Email *

Message *