Latest News

Saturday, March 21, 2020

Kisah Nyata Peristiwa Wabah Virus di Wuhan

_Maaf Panjaaaang,_
_Tapi semoga bermanfaat buat Khususnya Keluarga kita_

_Silakan baca sampai selesai_

_Aku mau share tulisan mbak intan lagi ya... mbak Intan ini engineer, WNI dan sudah 15th tinggal di China. Tulisannya panjang, tapi layak kamu luangkan waktu utk baca._

*Invisible Creature Without Borders*
Assalamu’alaykum ww

Semoga kalian semua baik dan selalu dalam lindungan Allah SWT.

Hari2 ini hanya bisa membuat saya menangis😭😭😭, setiap kali saya membaca berita tentang kondisi Covid-19 di Indonesia.

Saya bukan ahli, bukan peneliti, izinkan saya menulis dari hati yang paling dalam dlm derai air mata melihat berita2 di Indonesia. Membuat saya harus menulis pengalaman saya yang hidup di China, mengalami apa itu lockdown dan truly 14 days quarantine.

Sahabat2 yang disayang Allah,  ini ujian yang tidak mudah, tapi bukan berarti kita tdk mampu menghadapinya. Yang membuat mata saya berderai ketika wabah baru saja muncul, kenapa yang banyak keluar saling menghujat, marah dan hoax?  Sahabat, kebencian, amarah bahkan rasis tdk akan membuat kita kebal atau sembuh dari berbagai penyakit.

Belajarlah dari makhluk Allah yang sangat mungil ini hampir tidak terlihat, dengan cepatnya menembus batas negara, lautan, benua, suku, warna kulit, iklim, bahasa, social status, education degrees, sangat patuh dengan Sang Rab Yang Memilikinya.

Ketika awal musibah terjadi disini awal January, kita semua masih bingung sama seperti kalian di Indonesia. Mungkin ada dari kalian yang antipati atau benci apapun yg datang dr China.

Sahabatku yang dimuliakan Allah, tidak semua yang ada dr China buruk, Alhamdulillah, negara ini sdh jadi rumah saya yang kedua, tdk seburuk seperti yang kalian duga, bila kebanyakan masyarakat buruk, maka tidak akan kuat atau menjadi adidaya. Dimanapun sama, ada yg baik dan buruk. Bagaimana sudut pandang kita melihatnya, bila kita focus pada kebaikan itu yang akan tumbuh, tapi bila kita hanya melihat yang buruk, itu pula yang berkembang.

Banyak netizen mendesak kata “lockdown”, mudah diucapkan tapi sangat berat sekali, saat kita benar2 lockdown, artinya butuh aparat, undang2 (hukum apabila melanggar), distribusi logistic, petugas kesehatan, militer, volunteer, jalur distribusi dan siapa saja atau team yg bs bertugas di luar. Portal pun ditutup dr satu ke tempat lain tdk ada yg bisa keluar sama sekali. Kota menjadi sunyi dan senyap.

Saat2 seperti itu, semua sama kesulitan bahan pokok, kesehatan dan selalu update dengan pemberitaan. Semua penduduk didata lengkap bolak balik, jgn sampai ada pendatang masuk, jalur kemanapun sdh tutup, jangankan antar negara, ke RT sebelah saja sdh tdk bisa.

Untuk daerah yg tdk berbahaya, dibatasi keluar rumah satu orang saja dan hanya boleh kurang lebih satu jam, untuk membeli bahan makanan dan itupun toko atau pasar dibatasi hanya beberapa jam operasionalnya dengan bnyk panduan untuk mengoperasikan tempat menjual sayur dari data temperature pengunjung hingga sterilisasi setiap beberapa jam. Banyak yg membeli online, tapi harus mengambil di luar komplek, karena petugas kurir tdk bs mengantar ke depan pintu hingga saat ini.

Sedang untuk daerah berbahaya, ada distribusi beras, sayur dan minyak dari negara, jalur distribusi pangan dan obat yg dibuka.

Pelajaran yang saya ambil dari musibah selama hampir dua bulan belakangan ini adalah barokah dan Rahmat Allah dari setiap ujian, karena Allah Maha Pengasih dan Penyayang.

1. Sifat virus yang tanpa batas, membuat kita semua lebih berhati2, karena siapapun kita, dimanapun kita berada ada kemungkinan terinfeksi. Kita harus melakukan tindakan penjagaan yang ketat, namun bila kita terinfeksi, itu adalah takdir Allah, bukan karena kita lengah, bisa jadi sebagai Rahmat dan ladang amal buat kita menginspirasi saudara2 kita di bumi ini yang sedang berjuang melawan sakit. Banyak cerita mengharukan dr korban2 terinfeksi menjadi penyemangat dan berbuat kebaikan kepada yang lain. Seorang mahasiswa yang menyemangati diri dengan membaca selama di rumah sakit dan akhirnya mengangkat anak dr korban lain yang orangtuanya meninggal di RS yang sama.

2. Berhentinya kemaksiatan sesaat. Tempat2 perjudian, karaoke, bar dan tempat2 hiburan tutup dengan tunduk hanya melalui peringatan Allah yang invisible, “Virus”. Hanya dengan jalan ini, Allah mengendalikan kemaksiatan di dunia, manusia takut dengan makhluk Allah yang invisible untuk meninggalkan maksiat.

3. Semua penduduk kembali kekeluarga masing2. Saat2 dimana kita semua bersyukur bs bersama orang yg kita cintai saat musibah terjadi. Bayangkan dr bnyk cerita, anak yg terpisah dr orangtua tanpa bs mengucap selamat tinggal untuk selamanya. Betapa perihnya seorang anak plg dr kampus akhirnya menularkan virus ke orangtua di rumah. Banyak anak tdk bs lagi pulang ke kampung halaman, karena jalan sdh di block, hanya mendengar ayahandanya sakit dan meninggalkan dunia untuk selamanya, masih banyak cerita pedih..

4. Mengisolasi adalah teguran Allah, ketika kita bersama, kita hanya sibuk dg gadget kita masing2 dan Allah menyentil kita dengan RahmatNya melalui isolasi, apa yang terjadi “Subhanallah”, saat semua menyendiri, empathy menjadi tinggi, Cinta kepada sesama, karena manusia selalu ingin mencintai dan dicintai, tdk hanya kepada keluarga, masyarakat dan negara dan umat manusia di dunia. Apa yang terjadi solidarity, kebersamaan, mereka menyumbang apa yg mereka punya untuk komunitas terdekat, semua bidang usaha restaurants yg tutup, memberikan makanan kepada petugas diluar dan rumah sakit. Pojok cinta di depan2 jalan umum dan mall, fridge besar minuman aneka rasa, makanan2 mahal buat para petugas kebersihan, security, volunteers pencatat data dll. Selflessness.

5. Berita2 yang kurang baikpun berubah semua bersatu kepada penanggulangan wabah, tdk ada lagi hiburan2 yg kurang baik, bahkan mereka melihat mutiara2 yang bersinar dr dasar lautan, dari orang2 kecil yang terselubung, bukan lagi para artis yang memamerkan kekayaan dan kemaksiatan, justru mereka yang ikhlas maju di garda depan adalah sosok2 artis yang bersinar terang sebagai pahlawan.

6. Jihad melawan epidemic itu saya membayangkan bagaimana perasaan seorang ibu2 satu persatu anaknya pergi di garda terdepan, kata2 sang anak membuat saya menangis, “ibu adalah ibu yang hebat, melahirkan anak2 kuat yang berani membela negara” sang anak pertama suster di rumah sakit Wuhan 1 dan yang kedua petugas di rumah sakit baru, keduanya tdk bs menemui orangtuanya kembali kerumah, agar orangtua mereka tdk terinfeksi. Ribuan volunteers dr segala penjuru China dan sangat berkualitas dlm bidangnya.

7. Saat dimana orangtua kembali menyadari kewajiban mendidik anak sendiri yang tdk mudah, selama ini hanya dititipkan di sekolah, timbullah masalah psikologi baru mengatasi hubungan orangtua dan anak, itu menjadi online counselling yg bnyk dicari.

8. Para ibu tiba2 menjadi master chef semua, karena mau tdk mau harus selalu masak dg apa yang ada selama berminggu2, kreativitas pun meningkat.

9. Kalian bs melihat bagaimana outfit Coronavirus saat ini di China? Syari’ah compliance sekali, mereka malah iri dengan pakaian saya yg selalu tertutup, mereka hanya membuka dan dandan untuk keluarga tdk lagi untuk orang lain. Karena percuma make up keluar rumah, tertutup masker jg.

Saya membayangkan saat perintah hijab turun, semua wanita langsung menutupi auratnya dengan kain apapun yg mereka punya di rumah saat itu, karena rasa cinta dan takut dengan sang Rabb. Saat ini kita menutupi aurat karena takut dengan makhluknya yang kecil dan ikhlas menjalankannya dengan senang hati. Sama seperti sohabiyah saat itu mungkin. Begitu ada wahyu turun, disini begitu ada pengumuman dr para ahli dan pemerintah. Bayangan saya jadi tambah cinta dengan baginda Rasulullah SAW, dia pasti sangat berwibawa dan kharisma, karena buat wanita menyukai keindahan, dengan mudah semua rakyat/sahabat tunduk patuh, Subhanalloh.

10. Sadar tentang hidup dan mati sangat tipis dan saat mencari Dzat Yang Maha Tinggi, apapun agama Atau kepercayaan, sibuk semua berdo’a, buat kami Muslim jd bnyk platform Islamic dan acara2 Amar TV yg diupload tanpa filter, Alhamdulillah.

Dan masih banyak lagi yang lainnya.

China negara yang kuat, mereka mampu menanggulangi wabah bukan dengan magic, tapi kebersamaan dan kekuatan rakyat.

Yang membuat saya menangis adalah ketika berita menjadi simpang siur, Rumah Sakit sejatinya sdh penuh dan terbatas tanpa wabah, petugas medis kitapun terbatas, teknologi dan kecepatanpun jauh dg negara lain. Bagaimana bila korban bertambah terus dan penyebaran sangat cepat😭😭😭, kesadaran masih sangat kurang.

Kita harus mulai dr diri kita sendiri bertindak bijak, kesehatan kita membuat, keluarga kita sehat, lingkungan terdekat dan negara. Jadi pastikan diri kita bersih dan terlindungi, artinya kita melindungi negara dan dunia.

Tapi saya yakin bila kita bersatu, kita lebih kuat dan cepat mengatasi masalah, bila ada tenaga medis di sekitar kita, petugas kebersihan bantu mereka, karena mereka paling vulnerable dlm wabah ini, bnyk sekali para tukang sampah yg tak mampu beli masker, sarung tangan apalagi goggles, letika musibah ini terus berkembang yg saya khawatirkan adalah petugas kebersihan, siapa yang jaga mereka, bila kalian ada yg bs bantu minimal para petugas kebersihan di lingkungan kita masing2.

Orangtua yang saya maksud disini, bukan hanya orangtua kita sendiri, tapi mereka di sekeliling kita, negara kita bs seperti sekarang karena jasa mereka siapapun mereka, meskipun mereka hanya pekerja konstruksi, petugas kebersihan😭😭😭, jaga mereka semua jangan sampai mereka jadi korban pertama dari musibah ini. Kebanyakan para orangtua takut memeriksa ke rumah sakit karena biaya, tdk semua ada BPJS dan sadar ttg kemudahan2, mereka takut dengan biaya rumah sakit. Test Covid-19 sangat mahal.

Bila ada tetangga yang terisolasi, beri bantuan pangan bergilir, spt yg ada disini, sehingga mereka tdk perlu keluar rumah.

Ajarkan para tukang sayur dan buah keliling dengan pesanan melalui whatsapp, sdh jgn minta kembali jd tdk ada sirkulasi uang yang bs menjadi media penyebaran.

Saat kita menambah ibadah2 kita di rumah, ibadah2 sirri, yg lbh diutamakan, jd lbh bnyk waktu buat menambah ilmu bersama keluarga.

Saat dimana kita bisa lebih banyak bershodaqah, bila orang2 China yang tdk beragama membuat saya menangis, saat restaurants tdk beroperasi, disedekahkan semua, seorang kuli bangunan rumah sakit baru mendonasikan upahnya buat negara, petani2 mendonasikan sayur mayur dan buah untuk rumah sakit, donasi uang dam sebagainya.

Mereka tdk takut bisnis mereka hancur, saat ditimpa musibah adalah saat kebersamaan. Para petinggi2 dr Jack Ma, Huawei, Tencent yang menyumbang untuk rmh sakit baru. Mahasiswa yang tak bisa keluar jadi relawan untuk membantu research2, ada lagi mahasiswa pulang dari luar negri jadi petugas kebersihan rumah sakit.

Kalian tdk akan menyangka, semua memberikan apa yg bs mereka berikan walaupun nyawa menjadi taruhan, tdk ada obat dan vaksin, langsung di tempat kejadian awal. Seorang pemuda pasien yang sembuh menjaga anak salah satu pasien yang orangtuanya meninggal.  Kita pasti lebih baik. Karena ilmu kita lbh baik dr rakyat China ttg shodaqah. It’s time for service others.

Saat kita hentikan semua berita2 kejahatan dari pembunuhan, kekerasan seksual, korupsi, ambisi politik dan lain2. Ubahlah berita dengan mulianya mereka yang mengorbankan jiwa raga untuk negara, ingat anak2 kita semua butuh contoh2 dari kita semua, kebaikan2 yang tulus, mari kita promosikan mereka2 yg selama ini tidak terlihat menjadi headlines, bukan lagi kriminalitas.

Saat kita mensyukuri indahnya nikmat kebersamaan ke Masjid bersama, yang selama ini kita abaikan, Allah hanya menarik sedikit nikmat keselamatan dari virus tanpa kita harus berfikir sewaktu2 bomb jatuh di atas rumah kita saat beribadah, ataupun kalian bisa merasakan sedihnya kami yang sdh merindukan kajian2 bersama seperti kalian.

Kekuatan melawan virus itu ada pada kebersamaan, kepedulian terhadap sesama siapapun mereka, kesatuan, menjaga jarak secara fisik bukan berarti memisahkan kita, justru cara Allah mendekatkan hati kita semua untuk menanggulangi musibah bersama. Indonesia pasti bisa, Jiayou Indonesia 🇮🇩 印尼加油!💪

Tidak ada kata terlambat, jikalau ini dan itu, tapi apa yg bisa kita mulai dari sekarang, setiap detik berarti, niatkan semua sebagai amal terbaik kita. #constructivethinking

Ya Allah, Yaa Rob Yang Maha Pengasih dan Penyayang, Jagalah kami semua di dunia ini dari bahaya,
Ya Allah jagalah para orangtua kami, guru2 kami, ulama2 dan pemimpin2 kami,
Ya Allah berikanlah kesembuhan bagi mereka yang sakit dan anugrahilah surga buat mereka yang sudah pergi meninggalkan kita,
Ya Allah berikanlah kemudahan bagi semua yang mengalamami kesulitan,
Ya Allah terimalah ibadah unroh bagi mereka semua yang sdh berniat Umroh dan Hajj,
Ya Allah gantikanlah semua kehilangan materi dan emosional dalam semua musibah menjadi RahmatMu yang lebih Mulia,
Ya Allah ampunilah dosa kami semua dan jadikanlah ujian ini sebagai RahmatMu untuk lebih mendekat denganMu, Ya Rob Aamin Ya Rob Al Aamiin

P.S. mulai sekarang, kurangi berpergian, bila harus maka *catat perjalanan kita*, *melalui mana saja*, apabila Allah menentukan takdir kita terinfeksi (semoga jangan terjadi), jangan takut, do’a bs merubah takdir, sebarkan ke publik, data 14 hari terakhir, siapa saja yang kita temui dan datangi. Kejujuran akan membantu semua pihak, ingat “selflessness”.  Apa yang kita perbuat berakibat besar buat orang2 yang kita sayangi di sekeliling kita dan menyelamatkan negara.

Insya Allah, saya siap bantu apapun yang kalian inginkan untuk menanggulangi wabah bersama, bila membutuhkan peralatan atau petunjuk2 dari China ttg Covid-19 dengan senang hati membantu. Disini kita bnyk aturan kerja, belanja, sekolah, dan lain2. Saya pelajari, semuanya sangat Islami.

Nikmati masa social distance dengan bersyukur dan do’a.

Tetap ga bisa nahan tangis 😭😭😭

No comments:

Post a Comment

Email : fellyginting95@gmail.com

Name

Email *

Message *