Latest News

Saturday, June 1, 2019

Melahirkan anak merupakah Tugas Wajib, Mengasuh anak merupakan Tugas Sosial



Melahirkan anak merupakah Tugas Wajib, Mengasuh anak merupakan Tugas Sosial

Di Taiwan ada seorang janda muda karena suami meninggal.
Dengan gaji sebagai guru, dia bisa membesarkan anaknya.

Saat kecil anaknya sangat patuh.
Dia juga bisa menyekolahkan anaknya sampai dengan Amerika Serikat.

Setelah anaknya tamat kuliah, maka anaknya membeli rumah dan menikah di sana, serta juga dikaruniai seorang anak dan hidup harmonis.

Ibunya tetap tinggal sendirian di Taiwan dan dia berencana setelah pensiun ingin pindah ke Amerika Serikat untuk berkumpul dengan anak dan menantunya untuk menikmati masa tua.

Tiga bulan sebelum dia pensiun, dia menulis surat ke anaknya untuk memberitakukan niatnya itu. Dalam bayangannya, setelah membesarkan anak, maka di hari tua anaknya akan menjadi sandaran hidup.
Dalam khayalannya, saudara dan kerabat kagum atas kesuksesan dalam mendidik anak dan bahagia di hari tua.
Sambil menunggu surat balasan dari anaknya, dia menyelesaikan semua masalah dan asetnya di Taiwan untuk siap-siap pindah ke Amerika Serikat.

Tibalah surat balasan dari anaknya...
Ternyata di dalam amplop terselip selembar cek 30 ribu USD (Dolar Amerika Serikat) dan selembar surat yang berbunyi:
"Mama, hasil diskusi saya dan istri, maka kami putuskan kami belum siap untuk menerima Ibu tinggal bersama kali di Amerika Serikat.
Jika Ibu berpikir bahwa Ibu sudah berjasa telah mengasuk saya, maka berdasarkan perhitungan kurs USD sekarang, kira-kira Ibu sudah mengeluarkan biaya lebih kurang 20 ribu USD (bisa mengasuh anak hingga saya bisa seperti sekarang ini).
Karena saya kirim cek sebesar 30 ribu USD untuk Ibu, dengan harapan Ibu tidak lagi menulis surat ke saya lagi."

Hancurlah berkeping-keping hati Ibunya setelah membaca surat itu.
Tidak disangka anaknya akan berbuat seperti itu, ingin bunuh diri rasanya.

Akhirnya dia belajar Dharma dan setelah memahami Dharma, tersadarkan dan bangkit semangatnya.
Dia gunakan uang 30 ribu USD tersebut untuk biaya keliling dunia. Dia senang bisa melihat indahnya alam di dunia ini.

Lalu ditulisnya sepucuk surat untuk anaknya:
"Anakku, kamu mau Ibu tidak menulis surat untuk kamu lagi, maka anggaplah surat ini sebagai pelengkap kalimat yang kurang dari surat-surat Ibu sebelumnya.
Ibu telah terima cek-nya dan telah menggunakan untuk biaya tur keliling dunia.
Dalam perjalanan tur tersebut, tiba-tiba Ibu merasa harus berterimakasih kepadamu Nak!
Terima kasih karena kamu telah mengajarkan Ibu untuk Mengikhlaskan, Melepaskan dan Melihat dengan nyata Kasih Sayang Keluarga, Sahabat dan Pasangan.
Dalam kehidupan manusia semua yang ada di dunia ini tidak ada yang ababi. Semuanya sedang dalam proses perubahan.
Jika Ibu tidak mengikhlaskan atau masih merasa menderita karena perlakuanmu terhadap Ibu, maka mungkin dalam setahunan ini Ibu telah meninggal dunia karena bunuh diri. Dalam neraka akan bertambah seorang setan mati penasaran.
Ketidak berperasaanmu telah menyadarkan Ibu bahwa hubungan sesama manusia hanya sebagai jodoh yang berkumpul kemudian berpisah saja, semuanya tidak kekal.
Ibu sudah tidak punya akan, hati Ibu pun tidak ada kekhawatiran lagi.
Maka Ibu baru bisa tidak terpusat untuk terus sakit hati"


Zhao Pu pernah berkata:
"Rumah orang tua selamanya adalah rumah anak-anak, tetapi rumah anak-anak bukan rumah orang tua..."

Melahirkan anak merupakah Tugas Wajib
Mengasuh anak merupakan Tugas Sosial

Akhir kata, semoga kita termasuk dalam:
1. kelompok bagian orang tua yang beruntung mempunyai anak-anak yang berbakti,
2. kelompok bagian anak-anak yang beruntung dapat berbakti kepada kedua orang tua kita.

Semoga semua makhluk berbahagia.

www.inspirasindah.com

http://bit.ly/2W6Z56L

No comments:

Post a Comment

Email : fellyginting95@gmail.com

Name

Email *

Message *